Laporan Wartawan Tribunnews, Fitri Wulandari
TRIBUNNEWS.COM, KABUL - Gerakan cepat Taliban yang sejauh ini hanya menyisakan tiga kota besar yakni Kabul, Jalalabad dan Mazar-i-Sharif 'di tangan pemerintahan' Presiden Afghanistan Ashraf Ghani telah membuat banyak orang bertanya-tanya.
Para pemberontak itu diketahui telah mengambil sekitar dua pertiga wilayah Afghanistan saat Amerika Serikat (AS) sedang melakukan upaya penarikan pasukan militernya secara bertahap dari negara tersebut.
Dikutip dari laman Sputnik News, Minggu (15/8/2021), kecepatan serangan Taliban tampaknya dipercepat pula oleh beberapa faktor.
Mulai dari mundurnya militer Afghanistan yang dilatih NATO serta adanya laporan terkait menyerahnya dan membelotnya beberapa panglima perang pro-pemerintah dan pejabat yang berkuasa.
Pada 13 Agustus lalu, mantan Gubernur Herat, Mohammad Ismail Khan yang memimpin perlawanan terhadap Taliban selama berminggu-minggu, ditangkap dan menyerah kepada pemberontak.
Setelah itu, semua pejabat pemerintah, termasuk gubernur, Kepala Kepolisian, Kepala Kantor NDS, dan Komandan Korps 207 Zafar mengikuti langkah mantan gubernur yang kini berusia 75 tahun itu.
Baca juga: Kisah Wanita Afghanistan saat Taliban Masuk ke Kotanya: Sekarang Harus Sembunyi dan Tinggal di Rumah
Seperti yang dilaporkan oleh TOLOnews, jaringan televisi berita 24 jam Afghanistan, pada hari Jumat lalu.
The New York Times menganggap bahwa menyerahnya Khan dapat memicu efek domino diantara panglima perang pro-pemerintah Afghanistan.
Termasuk di antaranya Mohammed Atta Noor, yang selama ini berusaha mempertahankan kota yang menjadi pusat ekonomi Afghanistan, yakni Mazar-i-Sharif.
Sementara itu, pengguna media sosial mengutip sumber-sumber lokal yang menuduh bahwa Khan mungkin saja telah bergabung dengan barisan Taliban.
Selain itu, dikabarkan pula di media sosial Twitter bahwa Khan dan pejabat lainnya dikirim ke Kabul menggunakan helikopter dengan membawa pesan untuk pemerintah Ghani.
"Amir Khan Motaqay, seorang pemimpin senior Taliban, memanggil Ismail Khan, mendesaknya untuk meyakinkan para pemimpin kunci Jamiat untuk menyerah atau bergabung. Strategi Taliban ini dengan 'menawarkan asuransi' kepada para pemimpin dan pemain senior Afghanistan," cuit Jurnalis Afghanistan, Bilal Sarwary.
Namun video lain yang diedarkan oleh channel pro-Taliban dan diposting oleh pengguna Twitter bernama FJ pada 14 Agustus lalu, diduga menunjukkan 'seremoni menyerahnya Gubernur Kandahar secara resmi'.
Perlu diketahui, Kandahar yang merupakan kota terbesar kedua di Afghanistan setelah Kabul dan menjadi pusat ekonomi di Selatan negara itu, telah jatuh ke tangan pemberontak pada 13 Agustus lalu.
Pemberontak Afghanistan ini dilaporkan kembali menguasai kota lainnya pada hari Sabtu kemarin, mereka disebut telah merebut Sharana, ibu kota provinsi Paktika.
Pada akhir pekan, Taliban telah berhasil merebut lebih dari setengah dari 34 ibu kota provinsi di Afghanistan.
Ini karena mereka hanya menghadapi sedikit perlawanan dari pasukan pemerintah dan milisi lokal.
Selain itu, para pemberontak tampaknya telah memperoleh persediaan senjata dalam jumlah besar yang ditinggalkan oleh Angkatan Bersenjata Afghanistan.
Lini masa Twitter pun dipenuhi dengan video dan foto pejuang Taliban yang memeriksa gudang senjata pemerintah dengan banyaknya persediaan senapan serta amunisi modern.
Tidak hanya itu, mereka juga berdiri di dekat kendaraan lapis baja, artileri, bahkan helikopter Black Hawk AS yang canggih.
Baca juga: Siapa Taliban dan Apa yang Terjadi saat Ini di Afghanistan? Berikut 5 Hal yang Perlu Diketahui
Satu cuitan diduga menunjukkan bahwa seorang pilot Afghanistan tengah mengangkut pejuang Taliban.
"Untuk pertama kalinya, para pejuang Taliban telah mengerahkan penerbangan. Dalam rekaman ini, awak salah satu helikopter Mi-17 Angkatan Udara Afghanistan, yang kini berada di sisi Taliban, sedang memindahkan para militan," cuit akun Twitter The RAGEX, pada 13 Agustus lalu.
Terlepas dari tekanan yang meningkat, Presiden Afghanistan Ashraf Ghani merilis pesan video yang telah direkam sebelumnya untuk rakyatnya.
Ia menyatakan bahwa remobilisasi Pasukan Pertahanan dan Keamanan Nasional Afghanistan (ANDSF) adalah prioritas utamanya.
Pidato video itu muncul di tengah meningkatnya desas-desus bahwa ia dapat mengundurkan diri saat Taliban mendekat.
Namun demikian, belum ada konfirmasi terkait kebenaran foto, video, atau informasi yang muncul di Twitter mengenai situasi terkini di negara itu.