Akibat dari gempa bumi dilaporkan Istana Presiden Haiti, Gedung Menteri Keuangan, Gedung Menteri Pekerjaan Umum, Gedung Menteri Komunikasi dan Kebudayaan, Gedung Parlemen, Katedral Port-au-Prince dengan tingkat kerusakan yang berbeda.
Gempa yang mengguncang Haiti merupakan musibah terburuk yang pernah ditangani Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB).
Kerusakan infrastruktur diperkirakan melebihi tsunami yang menghancurkan Aceh tahun 2004 lalu.
"Ini bencana yang mengerikan. Sepanjang sejarah PBB, kami belum menemukan yang separah ini," ujar Koordinator Kemanusiaan PBB, Elisabeth Byrs, kepada AFP, Sabtu (16/1/2010).
Byrs mencatat setidaknya saat tsunami di Aceh, kantor pemerintahan masih ada yang berdiri. Tapi di Haiti, seperti di kota Leogane, seluruh fasilitas publik hancur dalam gempa tersebut.
"Gempa ini seperti membunuh kota tersebut," terangnya.
Dari laporan tim PBB, sekitar 90 persen bangunan dan gedung di Leogane hancur akibat gempa 7 SR yang mengguncang Haiti, Selasa (12/1/2010) itu.
"Tidak ada kantor pemerintahan yang tersisa," kisahnya.
Kondisi di kota-kota lainnya tidak kalah memprihatinkan. Banyak warga yang terkubur di reruntuhan bangunan dan belum bisa dievakuasi.
Saat itu Tim SAR dari 27 negara yang berkekuatan 1.500 orang bersama 115 anjing pelacak mencari para korban yang selamat.
Namun faktor lemahnya komunikasi, sulitnya transportasi dan kurangnya BBM menjadi penghambat operasi SAR tersebut.
Baca juga: BREAKING NEWS: Gempa Berkekuatan M 7,1 Guncang Sulawesi Utara
Dilaporkan 304 Korban Tewas
Gempa besar berkekuatan 7,2 skala Magnitudo mengguncang Haiti, Sabtu (14/8/2021) dan menewaskan setidaknya 304 orang.
Gempa mengguncang wilayah barat daya Haiti dilaporkan menewaskan 304 orang dan melukai setidaknya 1.800 orang lainnya.
Badan Perlindungan Sipil Haiti memperkirakan korban tewas mencapai 227.