TRIBUNNEWS.COM - Juru bicara Taliban mengatakan, pihaknya akan mengatasi ISIS-K dan berharap serangan dari afiliasi IS di Suriah dan Irak itu berhenti ketika AS meninggalkan Afghanistan.
"Kami berharap orang-orang Afghanistan yang dipengaruhi oleh IS akan menghentikan operasi mereka untuk melihat pembentukan pemerintah Islam tanpa kehadiran orang asing," kata juru bicara Taliban, Zabihullah Mujahid kepada AFP dalam wawancara pada akhir pekan lalu.
"Jika mereka menciptakan situasi perang dan melanjutkan operasi mereka, pemerintah Islam, kami akan menangani mereka," tambahnya, dikutip dari laporan CNA pada Senin (30/8/2021).
Sebelumnya, kelompok ISIS yang berbasis di Afghanistan melancarkan bom bunuh diri di luar bandara Kabul pada Kamis lalu.
Baca juga: Resolusi PBB: Taliban Harus Bolehkan Warga Tinggalkan Afghanistan, Rusia dan China Abstain
Baca juga: Prediksi Kabinet Taliban, Ada Mantan Tahanan Guantanamo, Tampaknya akan Diumumkan dalam Waktu Dekat
Insiden itu menewaskan puluhan warga Afghanistan yang mengantre untuk bisa pergi ke luar negeri.
Sebanyak 13 tentara AS juga tewas di lokasi.
Tidak lama setelah itu, AS beberapa kali mengirim serangan balasan.
Pentagon mengatakan pihaknya mengirim pesawat tak berawak pada Minggu (29/8/2021) menargetkan kendaraan berisi anggota ISIS.
"Tidak ada izin bagi mereka untuk melakukan operasi seperti itu, kemerdekaan kita harus dihormati," kata Mujahid.
Evakuasi puluhan ribu warga asing dan warga Afghanistan yang terancam oleh Taliban berakhir pada Selasa (31/8/2021), bertepatan dengan batas waktu penarikan pasukan asing.
ISIS-K sangat kritis dengan kesepakatan penarikan pasukan AS dan NATO antara Taliban dengan Washington tahun lalu.
Setelah Kabul jatuh, ISIS menuduh Taliban mengkhianati jihadis dengan kesepakatan penarikan militer asing.
Mereka juga bersumpah akan melanjutkan perjuangan, menurut sumber SITE Intelligence Group, yang memantau komunikasi militan.
Selama pembobolan penjara untuk membebaskan para pejuang Taliban, banyak militan ISIS juga ikut bebas.