“Situasinya...secara langsung disebabkan oleh penarikan diri Taliban dari negosiasi damai...dan terlibat dalam pengambilalihan dengan kekerasan,” imbuh Zerden.
Kepala bank sentral yang ditunjuk Taliban, Haji Mohammad Idris, mencoba meyakinkan bank-bank di Afghanistan bahwa mereka menginginkan sistem keuangan yang berfungsi penuh.
Namun sejauh ini, Taliban hanya memberikan sedikit detail tentang bagaimana mereka akan memasok dana, kata para bankir yang mengetahui masalah tersebut kepada Reuters.
Sebelumnya pada Rabu (1/9/2021), kelompok itu melakukan arak-arakan beberapa perangkat keras militer di Kandahar, termasuk kendaraan lapis baja, yang mereka rebut selama pengambilalihan kekuasaan.
Di antaranya, helikopter Black Hawk, yang dilaporkan telah diterbangkan di Kandahar baru-baru ini, oleh seseorang dari mantan tentara Afghanistan, karena Taliban kekurangan pilot, menurut kantor berita AFP.
Sementara itu, sebuah penerbangan Qatar Airways telah mendarat di Kabul dengan membawa tim yang akan membantu menjalankan kembali bandara sebagai jalur penyelamat untuk bantuan.
Salahkan Pakistan
Taliban dengan cepat merebut wilayah di Afghanistan pada hari-hari terakhir penarikan pasukan AS bulan lalu.
Hal ini turut mendorong warga Afghanistan menyalahkan negara tetangga mereka, Pakistan, atas keberhasilan kelompok pemberontak itu dalam mengambil kendali negara mereka.
Warga Afghanistan juga menyalahkan Pakistan karena mengizinkan para pemimpin Taliban dan keluarga mereka untuk hidup di negara itu dan memberi perawatan pada pejuang Taliban yang terluka.
Tetapi para analis mengatakan pengaruh Pakistan atas Taliban sering dilebih-lebihkan dan Akram setuju dengan hal itu.
Duta Besar Pakistan untuk Perserikatan Bangsa-Bangsa Munir Akram menyebut anggapan tersebut "berlebihan", meskipun dia mengatakan Pakistan memiliki "kebijakan yang cukup santai" terhadap tiga juta pengungsi Afghanistan yang berada di wilayahnya.
“Kami tahu lebih baik daripada yang lain bahwa Anda tidak dapat memaksa orang Afghanistan untuk melakukan apa pun, dan saya pikir pengalaman selama 40 tahun terakhir telah menunjukkan bahwa tidak ada seorang pun dari luar yang dapat mendikte orang Afghanistan,” kata Munir Akram.
“Jadi, persuasi, ya. Bicara dengan mereka, konsultasi, ya. Tetapi sangat sulit untuk membujuk orang Afghanistan.”