Dari video yang tersebar di media sosial, Presiden Alpha Conde dikelilingi oleh sejumlah pasukan khusus tersebut.
Namun kondisi dari Presiden Alpha Conde aman.
Pasukan khusus ini membubarkan konstitusi.
Mereka juga menutup semua perbatasan dan jalur daerat serta udara.
"Kami telah memutuskan untuk membubarkan konstitusi karena kami akan menulis ulang konstitusi bersama kali ini untuk seluruh Guinea. Kami akan berkumpul bersama - empat wilayah, diaspora, orang Guinea di luar negeri. Bersama-sama, kami akan melaksanakan konsultasi inklusif untuk memutuskan masa depan negara ini,” ujar Kolonel Mamadi Doumbouya, Komandan Satuan Pasukan Khusus Angkatan Darat Guinea dilansir dari APTN (6/9/2021).
Penyebab kudeta
Kudeta ini terjadi menyusul ketegangan politik yang berlangsung lama di Guinea dan didorong oleh upaya Conde untuk meraih masa jabatan presiden ketiga tahun lalu.
Conde memenangkan masa jabatan presiden ketiga dalam pemilu yang disengketakan dan diwarnai tuduhan kecurangan pada Oktober tahun lalu.
Dilansir France24.com, pria 83 tahun itu maju setelah mengubah konstitusi pada Maret 2020 yang memungkinkan dia untuk menghindari batas dua masa jabatan presiden hingga memicu protes massa.
Sehari sebelum pemilihan presiden tahun lalu, militer memblokir akses ke Kaloum setelah dugaan pemberontakan militer di timur ibu kota.
Puluhan orang tewas dalam demonstrasi menentang masa jabatan ketiga presiden.
Aksi itu juga diikuti bentrokan dengan pasukan keamanan.
Ratusan orang ditangkap.
Conde diproklamasikan sebagai presiden pada 7 November tahun lalu.