News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Presiden Guinea Dikudeta dan Diculik Militer Gara-gara Ubah Konstitusi Presiden Bisa 3 Periode

Editor: Hasanudin Aco
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Personel angkatan bersenjata Guinea melaju menuju wilayah Kaloum di Conakry pada Minggu (5/9/2021), setelah terdengar rentetan suara tembakan. Kudeta Guinea terjadi setelah tentara pemberontak menculik Presiden Alpa Conde.(AFP PHOTO/CELLOU BINANI)

Namun penantang utamanya Cellou Dalein Diallo dan tokoh oposisi lainnya menyebut pemilu itu sebagai tipuan.

Pemerintah melancarkan tindakan keras, menangkap beberapa anggota oposisi karena dugaan peran mereka dalam bersekongkol dalam aksi kekerasan pemilu di negara itu.

Conde, mantan pemimpin oposisi yang pernah dipenjara dan dijatuhi hukuman mati, menjadi pemimpin pertama Guinea yang terpilih secara demokratis pada 2010.

Dia kemudian memenangkan pemilihan kembali pada 2015. Namun, Conde dianggap membelok ke otoritarianisme.

Kondisi presiden

Dalam video yang beredar di media sosial ini, Presiden Alpha Conde terlihat dalam kondisi baik setelah serangan militer ke Istana Presiden.

Namun ia tampak enggan diajak berbicara dengan anggota militer.

Alpha Conde mulai berkuasa pada Desember 2010.

Ia telah berkuasa lebih dari satu dekade.

Amerika mengutuk

Amerika Serikat (AS) mengutuk penggulingan presiden Guinea oleh pasukan khusus negara tersebut pada Minggu (5/9/2021).

Sikap tersebut disampaikan Kementerian Luar Negeri AS melalui sebuah pernyataan sebagaimana dilansir Reuters.

Kementerian tersebut menyatakan, kekerasan dan tindakan ekstra-konstitusional hanya akan mengikis prospek perdamaian, stabilitas, dan kemakmuran di Guinea.

“AS mengutuk kejadian hari ini di Conakry (ibu kota Guinea),” bunyi pernyataan Kementerian Luar Negeri AS.

“Tindakan ini dapat membatasi kemampuan AS dan mitra internasional Guinea lainnya untuk mendukung negara itu saat menavigasi jalan menuju persatuan nasional dan masa depan yang lebih cerah bagi rakyat Guinea,” sambung Kementerian Luar Negeri AS.

Sumber: Kompas.TV/AFP/Kompas.com

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini