TRIBUNNEWS.COM - Para tentara yang merebut kekuasaan di Guinea selama akhir pekan telah berkonsolidasi tentang pengambilalihan kekuasaan.
Mereka akan menempatkan perwira militer di delapan wilayah teratas Guinea dan berbagai distrik administratif.
Dikutip dari reuters, diketahui negara-negara Afrika Barat mengancam sanksi tentang penggulingan Presiden Alpha Conde.
Para pemimpin daerah akan bertemu untuk membahas hal ini pada Rabu (8/9/2021) besok.
Pemimpin pasukan, Mamady Doumbouya, menjanjikan pemerintahan transisi dengan persatuan nasional.
Mamady menyebutnya era baru untuk pemerintahan dan pembangunan ekonomi.
Namun, ia belum memberi keterangan lebih lanjut mengenai rencana tersebut.
Conde dan politisi top lainnya ditahan pada pemberontakan Minggu (5/9/2021).
Mereka dilarang meninggalkan tempat penahanan.
Sebagai informasi, penahanan tersebut adalah yang ketiga sejak April 2021 di Afrika Barat dan Tengah.
Baca juga: Presiden Guinea Dikudeta dan Diculik Militer Gara-gara Ubah Konstitusi Presiden Bisa 3 Periode
Baca juga: Apa Itu Virus Mematikan Marburg yang Terdeteksi di Guinea? Berikut Asal, Penularan hingga Gejalanya
Penunjukkan Gubernur Militer
Ibukota Conakry terlihat tenang pada Selasa (7/9/2021) hari ini.
Lalu lintas normal di pusat administrasi ibukota, semenanjung Kaloum. Kemacetan lalu lintas mulai terjadi.
Televisi RTG negara menyiarkan gambar Jenderal Aboubacar Diakite yang ditunjuk pasukan Mamady menjadi Gubernur.