News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Konflik di Afghanistan

Biden Dikecam Partai Republik Gara-gara Afghanistan, Demokrat Balik Salahkan Trump

Penulis: Ika Nur Cahyani
Editor: Whiesa Daniswara
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ekspresi Donald Trump ketika mengunjungi markas kampanyenya di Arlington, Virginia, 3 November 2020. Amerika yang terpecah akan pergi ke tempat pemungutan suara pada hari Selasa di tengah pandemi terburuk dalam satu abad dan krisis ekonomi untuk memutuskan apakah akan memberi Presiden Donald Trump empat tahun lagi atau kirim Demokrat Joe Biden ke Gedung Putih. Jumlah pemungutan suara awal yang memecahkan rekor - lebih dari 100 juta - telah diberikan dalam pemilihan yang membuat negara itu gelisah dan sedang diawasi dengan ketat di ibu kota di seluruh dunia. Biden sementara mengungguli Trump dalam perhitungan sementara.

Setelah Taliban memasuki Kabul bulan lalu, pasukan AS memulai operasi evakuasi untuk mengangkut warga Amerika, warga Afghanistan, dan sekutu ke luar negeri.

Nahasnya, di tengah evakuasi, terjadi bom bunuh diri yang menewaskan 175 orang termasuk 13 anggota militer AS.

"Ketika Presiden Biden menjabat pada Januari, dia mewarisi kesepakatan yang dicapai pendahulunya dengan Taliban untuk memindahkan semua pasukan AS yang tersisa pada 1 Mei tahun ini," kata Blinken kepada HFAC.

"Sebagai bagian dari perjanjian itu, pemerintahan sebelumnya menekan pemerintah Afghanistan untuk membebaskan 5.000 tahanan Taliban – termasuk beberapa komandan perang. Sementara, itu mengurangi kehadiran pasukan kita sendiri menjadi 2.500 tentara," lanjutnya.

Blinken menambahkan, bahwa Biden tidak punya pilihan selain menyelesaikan penarikan atau meningkatkan risiko serangan terhadap pasukan AS.

Partai Republik Geram

Siswa bercadar memegang bendera Taliban saat mereka mendengarkan pembicara wanita sebelum rapat umum pro-Taliban di Universitas Pendidikan Shaheed Rabbani di Kabul pada 11 September 2021. (Aamir QURESHI / AFP)

Penarikan pasukan ini membuat marah Partai Republik, yang dulu menaungi Donald Trump.

Partai Republik menilai Biden meninggalkan sekutu Washington dan membiarkan Afghanistan menjadi "surga bagi teroris".

"Penarikan pemerintah yang ceroboh dari Afghanistan mungkin merupakan bencana urusan luar negeri terburuk dalam sejarah Amerika," kata Steve Chabot dari Partai Republik kepada Blinken, Senin.

"Pada dasarnya Anda telah menyerahkan negara itu dan rakyatnya kepada kebaikan Taliban, dan Taliban tidak memiliki kebaikan," ungkapnya.

Baca juga: Demi Bertahan Hidup, Warga Afghanistan Terpaksa Jual Perabotan Rumah Tangga

Baca juga: Warga Afghanistan Kekurangan Pangan, PBB Butuh Rp 8,5 Triliun Lebih untuk Membantu

Chris Smith, seorang Republikan lainnya, meminta Blinken untuk mundur.

Gregory Meeks, ketua HFAC dari Partai Demokrat dalam sambutannya mempertanyakan protes para Republikan terhadap kesepakatan yang dulu dinegosiasikan oleh Trump dan Mike Pompeo itu.

"Saya bertanya di mana protes ini ketika pemerintahan Trump mengesampingkan pemerintah Afghanistan untuk membuat kesepakatan dengan Taliban?" tanya Meeks.

(Tribunnews/Ika Nur Cahyani)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini