TRIBUNNEWS.COM - Mantan Presiden Aljazair, Abdelaziz Bouteflika meninggal dunia di usia 84 tahun pada Jumat (17/9/2021).
Bouteflika telah menjabat sebagai presiden Aljazair selama dua dekade.
Kemudian, pada 2019 ia mengundurkan diri karena terjadi protes besar melanda Aljazair.
Dikutip dari Aljazeera, pada saat itu terjadi demo besar di jalanan karena menolak rencana Bouteflika untuk mencalonkan diri untuk masa jabatan kelima.
Pemimpin Aljazair terlama itu jarang terlihat di depan umum sebelum kepergiannya sejak terserang stroke pada 2013.
Baca juga: Menteri Luar Negeri Belanda Mengundurkan Diri, Dinilai Tak Maksimal Tangani Evakuasi Afghanistan
Baca juga: Konflik LCS: Kapal Perang China Masuki Laut Natuna & Australia akan Bangun 8 Kapal Selam Nuklir
Masalah Kesehatan
Di tahun-tahun terakhir ia menjabat sebagai presiden, kesehatan Bouteflika yang buruk mulai mempengaruhi kredibilitasnya sebagai seorang pemimpin.
Dikutip dari CNA, ia menderita stroke ringan pada April 2013.
Sakit yang ia derita mempengaruhi pidatonya dan memaksa Bouteflika harus menggunakan kursi roda.
Dia memutuskan untuk mencari mandat keempat meskipun ada keraguan publik tentang kemampuannya untuk memerintah.
Tawarannya pada 2019 untuk masa jabatan kelima memicu protes kemarahan yang segera tumbuh menjadi gerakan massa melawan rezimnya.
Ketika dia kehilangan dukungan tentara, dia terpaksa mundur.
Protes massa Hirak berlanjut, dengan tuntutan untuk perombakan total sistem yang berkuasa sejak kemerdekaan Aljazair dari Prancis pada tahun 1962.
Sementara beberapa tokoh kunci era Bouteflika akhirnya dipenjara dalam kasus korupsi, termasuk saudara kuat Bouteflika, Said.