Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Jepang
TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Pandemi corona saat ini menjadikan kehidupan tampah susah, meningkatkan jumlah pencurian di Jepang, termasuk pencurian anggur mahal, Shine Muscat yang seikatnya (satu tandan) dijual di supermarket sekitar 10.000 yen.
"Dulu 30 tahun lalu memang ada pencuri yaitu binatang liar. Baru belakangan ini setelah muncul pandemi corona, pencuri manusia bermunculan ke tanah pertanian Jepang khususnya curi anggur shine muscat saya tahun lalu," papar Riko Amemiya petani Yamanashi kepada Tribunnews.com Rabu (22/9/2021).
Oleh karena itu antisipasi pencuri kerjasama dengan Japan Agriculture (JA) dan polisi, dipasanglah alat sensor di perkebunan anggurnya yang mendeteksi sensor manusia yang datang mencurigakan sehingga bisa diantisipasi lebih cepat dan ditangani polisi pula.
Apabila ada pencuri, tersensor, otomatis akan mengirimkan sinyal dan email baik ke pemilik, JA maupun ke pihak kepolisian.
"Syukurlah dengan alat pendeteksi tersebut tahun ini tidak ada yang kecurian anggur saya. Entah mengapa mungkin pencurinya sudah tahu ada alat pendeteksi tersebut," lanjutnya.
Jumlah yang hilang kalau dicuri bisa mencapai sekitar 20 ikat (tandan) biasanya dilakukan tengah malam antara jam 1-3 pagi.
"Ya mungkin untuk disantap sendiri si pencuri bersama keluarganya ya. Kalau dijual pasti akan cepat ketahuan orang lain dan dilaporkan ke polisi," tambah Amemiya lagi.
Pencurian anggur serupa juga terjadi di kota Nakano prefektur Nagano tanggal 8 September jam 1 pagi.
Seorang wanita dan dua pria, yang diyakini sebagai penjahat, memiliki keranjang di tangan mereka, masing-masing berisi Shine Muscat, yang diyakini telah dicuri.
Menurut Ru (pemilik perkebunan), pencuri datang saat ini saja. Sebelumnya selama 20 tahun lalu tidak ada pencurian begitu.
Pencuri menggondol 40 tandan Shine Muscat dicuri dan menghilang dari sudut lapangan.
Total kerusakan berjumlah sekitar 500.000 yen.
Meskipun laporan kerusakan telah diserahkan ke polisi dan tindakan pengamanan dilakukan dengan kamera pengintai dan sensor kawat, penjahat itu belum tertangkap.
"Semua orang frustrasi dan marah," tekan Run.
Keluarga Ru-san menerbitkan gambar kamera keamanan di Twitter dan YouTube. Sambil meminta perhatian kepada petani lain, mereka mencari informasi yang akan mengarah ke penjahat tersebut.
"Saya ingin memiliki sedikit harapan dan berpegang teguh pada seseorang. Semoga ada yang lapor."
Tanggal 17 September, Ru memposting di Twitter bahwa seorang pria dan seorang wanita telah memasuki perkebunannya melakukan pencurian.
"Saya menemukan Toyota Alphard pada dini hari saat melihat-lihat taman."
Dikatakan bahwa dia melaporkan ke polisi. "Dia tidak ditangkap karena saya bukan pelaku saat ini, tetapi saya akan menunggu tindakan selanjutnya."