Dalam sebuah kejadian, wajah mereka dicat untuk mengidentifikasi mereka sebagai pencuri.
Terkadang, roti basi digantung di leher atau dimasukkan ke dalam mulut mereka.
Namun, di balik kekerasan yang dilakukan Taliban tersebut, Turabi mengaku kelompoknya telah berubah.
"Kami (sudah) berubah dibandingkan masa lalu," ucapnya dalam wawancara minggu ini dengan jurnalis wanita AP.
Saat ini, katanya, Taliban akan mengizinkan televisi, ponsel, foto, dan video "karena merupakan kebutuhan rakyat dan serius akan hal ini."
Ia menyarankan agar Taliban melihat media sebagai cara untuk menyebarkan pesan.
Baca juga: Taliban Izinkan Anak Perempuan Afghanistan Kembali Bersekolah Secepatnya
Baca juga: Aktivis Hak-Hak Perempuan Afghanistan: Jangan Tertipu Topeng Taliban
Bahkan, Turabi mengatakan orang-orang mungkin akan diizinkan merekam video atau mengambil foto jika Taliban mengumumkan hukuman dilakukan di hadapan publik.
Alasannya, untuk menyebarkan efek jera.
Meski menganggap hukuman Taliban melanggar hak asasi manusia, penjaga toko di Afghanistan menyambut senang.
Pasalnya, ia bisa membuka toko setelah gelap tanpa rasa was-was.
"Bukan hal yang baik untuk melihat mereka (pelaku kejahatan) dipermalukan di depan umum, tetapi itu menghentikan para penjahat."
"Karena saat mereka melihatnya (hukuman), mereka berpikir, 'Saya tidak ingin itu terjadi pada saya,'" ujar Aaman, seorang pemilik toko di Kabul.
Baca artikel konflik di Afghanistan lainnya
(Tribunnews.com/Pravitri Retno W)