Sementara itu Kementerian Kesehatan Palestina melaporkan dua warga Palestina ditembak mati di dekat Kota Jenin, Tepi Barat utara.
Kemudian tiga orang lainnya dilaporkan meninggal di wilayah Biddu, Yerusalem.
Hamas membenarkan bahwa empat orang yang tewas, termasuk 3 yang tewas di Biddu, adalah anggota mereka.
Para pejabat Palestina mengatakan seorang anak laki-laki berusia 16 tahun juga termasuk di antara yang tewas, meskipun tidak segera diketahui apakah dia seorang gerilyawan juga.
Otoritas Palestina yang mengelola daerah semi-otonom di Tepi Barat, mengutuk pembunuhan itu.
Pihaknya menilai pemerintah Israel "bertanggung jawab penuh dan langsung atas 'pagi berdarah' ini dan kejahatan yang dilakukan oleh pasukan pendudukan".
Kendati demikian, Otoritas Palestina mendapat kritikan dari Hamas.
Kelompok ini menyinggung hubungan Otoritas Palestina dengan Israel dalam perjuangan bersama melawan pihaknya.
Juru bicara Hamas, Abdulatif al-Qanou mengatakan bahwa pertemuan baru-baru ini antara presiden Palestina Mahmoud Abbas dan pejabat Israel "mendorong pendudukan lagi untuk mengejar perlawanan".
Hamas, yang menguasai Jalur Gaza setelah merebutnya dari Otoritas Palestina pada 2007, menyebut korban yang meninggal sebagai "martir heroik".
Kelompok ini meminta para pendukungnya untuk "merancang taktik dan sarana yang membahayakan musuh dan mengurasnya dengan segala kemungkinan bentuk perlawanan".
Di hari yang sama, Israel membebaskan anggota Parlemen Palestina Khalida Jarrar setelah hampir 2 tahun dipenjara.
Jarrar merupakan tokoh senior Pembebasan Palestina (PFLP) yang kerap keluar masuk penjara Israel selama bertahun-tahun dan seringkali tanpa didakwa.
Baca juga: Satu Tahun Normalisasi Hubungan, UEA-Israel Bidik Triliunan Dolar Kerja Sama Ekonomi
Baca juga: 6 Tahanan Palestina Berhasil Kabur dari Penjara Keamanan Tinggi Israel, Keluar Lewat Terowongan
PFLP memiliki pasukan bersenjata dan dianggap sebagai kelompok teroris oleh Israel dan negara-negara barat, tetapi Jarrar tidak terlibat dalam serangan.