News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Virus Corona

Pemulihan Covid-19 di Indonesia Urutan Pertama Se-Asia Tenggara Menurut Indeks Nikkei

Editor: Hasanudin Aco
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Presiden Joko Widodo menjadi orang pertama yang disuntik vaksin Covid-19 dalam program vaksinasi massal secara gratis di Indonesia, di Istana Merdeka, Jakarta Pusat, Rabu (13/1/2021) pagi. Vaksin yang disuntikkan kepada Presiden Jokowi adalah vaksin CoronaVac buatan Sinovac Life Science Co Ltd yang bekerja sama dengan PT Bio Farma (Persero). Sebelum disuntik vaksin, Presiden Jokowi terlebih dahulu melakukan pendaftaran dan verifikasi data, serta penapisan kesehatan, antara lain pengukuran suhu tubuh dan tekanan darah. Vaksinasi tersebut menjadi titik awal pelaksanaan vaksinasi nasional di Indonesia sebagai salah satu upaya penanganan pandemi Covid-19. Tribunnews/HO/Biro Pers Setpres/Muchlis Jr

TRIBUNNEWS.COM, TOKYO -  Pemulihan Covid-19 di Indonesia mendapat apresiasi dari banyak kalangan dari dalam dan luar negeri.

Terbaru, Indeks Nikkei edisi terbaru menempatkan Indonesia posisi teratas se-Asia Tenggara (ASEAN) dalam pemulihan Covid-19.

Melansir Nikkei Asia pada Rabu (6/10/2021), peringkat Indonesia naik ke posisi 54, melompat 38 tingkat dari sebelumnya di urutan 92 dari 121 negara.

Pertama kali diterbitkan pada Juli 2020, peringkat pemulihan Covid-19 menurut Indeks Nikkei menilai negara dan wilayah dalam manajemen infeksi Covid-19, peluncuran vaksin Covid-19, dan mobilitas sosial.

Semakin tinggi peringkatnya, semakin dekat suatu tempat dalam proses pemulihan.

Itu dilihat dari tingkat infeksi yang rendah, tingkat inokulasi yang lebih tinggi, dan langkah-langkah jarak sosial yang longgar.

Dalam laporan terbaru Indeks Pemulihan Covid-19 Nikkei, Beberapa negara Asia Tenggara juga memperbaiki peringkatnya, dengan penurunan kasus dan vaksinasi yang berkembang pesat.

Baca juga: Update Covid-19 Indonesia: Jumlah Kasus Aktif 25.159, Vaksinasi Dosis 1 Diterima 99 Juta Orang

Selain Indonesia, Malaysia naik ke peringkat 102 dari peringkat 115.

Namun, dua tempat terakhir masih ditempati oleh negara-negara anggota Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN), yakni Filipina dan Laos. Sedangkan Vietnam berada di urutan keempat dari bawah.

ASEAN masih tertinggal

Di Filipina, kasus baru harian mulai turun setelah mencapai level tertinggi kedua pada 29 September, turun di bawah 10.000 pada Selasa (5/10/2021) untuk pertama kalinya sejak Agustus.

Tetapi, kurang dari 30 persen populasi Filipina yang divaksinasi lengkap, ukuran yang rendah bahkan di antara negara-negara ASEAN.

Pemerintah Filipina bulan lalu menguji coba penguncian "granular" di Metro Manila, wilayah ibu kota dan pusat ekonomi. Tetapi perintah tinggal di rumah untuk individu di bawah usia 18 tahun dan di atas 65 tahun tetap berlaku.

Negara ini secara bertahap melonggarkan pembatasan bisnis untuk menghidupkan kembali ekonomi.

Langkah itu memungkinkan pusat kebugaran dibuka kembali dan meningkatkan kapasitas restoran dan salon untuk individu yang divaksinasi.

Sementara Vietnam, yang berkinerja terburuk dalam dua peringkat sebelumnya, menerima skor penuh 10 dalam sub-kategori "vaksin baru". Artinya, negara itu di antara 10 persen negara teratas yang memberikan dosis vaksin paling banyak setiap hari per kapita.

Meski tingkat vaksinasi nasional baru saja melewati 10 persen, lebih dari setengah populasi di Kota Ho Chi Minh telah menerima dua suntikan vaksin. Perkembangan itu dinilai menjanjikan untuk pusat infeksi, yang telah menyumbang tiga perempat dari kematian Covid-19 Vietnam.

Singapura turun dari peringkat 56 ke 70, setara dengan AS dan tepat di belakang Inggris.

Negara-kota itu memerangi peningkatan infeksi yang eksponensial, tetapi tidak mengabaikan rencananya untuk hidup berdampingan dengan virus. Pilihan itu mengingat 98 persen pasien baru tidak menunjukkan gejala atau hanya memiliki gejala ringan.

Tetapi, pandemi terus menimbulkan pertanyaan tentang kelangsungan jangka panjang model ekonomi Singapura.

China melorot dari posisi teratas

China tergelincir dari peringkat pertama Indeks Pemulihan Covid-19 Nikkei menjadi kesembilan dalam edisi terbaru.

Pendekatan nol toleransi Covid-19 dari negara ekonomi terbesar kedua di dunia ini, disebut memperlambat pemulihannya ke kehidupan normal.

China menempati posisi teratas sejak indeks pertama kali diterbitkan pada Juli, berkat jumlah kasus yang rendah dan tingkat vaksinasi yang tinggi.

Tetapi skor mobilitas China tetap rendah, dengan peringkat ke-105 dari 121 dalam indeks pada September. Sementara negara-negara lain mengejar dalam dua kategori yang tersisa.

Menurut data resmi, China memberikan lebih dari 2,2 miliar dosis vaksin Covid-19, yang secara penuh menginokulasi lebih dari 70 persen populasinya.

Namun demikian, negara ini mempertahankan kontrol perbatasan yang ketat dan pembatasan mobilitas.

China telah mengunci kota dan daerah pedesaan setiap kali ada kasus yang dikonfirmasi. Kebijakan ini juga membuatnya membatasi jumlah penerbangan dari luar negeri.

Selain itu, “Negeri Tirai Bambu” memiliki periode karantina yang panjang, hingga tiga atau empat minggu pada pelancong yang masuk.

Penerbangan internasional ke China turun lebih dari 90 persen pada September dibandingkan dengan tingkat pra-pandemi, menurut Cirium, sebuah perusahaan data dan analitik penerbangan.

Beijing diperkirakan tidak akan melakukan pelonggaran untuk satu tahun lagi.

Dalam sebuah laporan yang diterbitkan pada Agustus, Economist Intelligence Unit memperkirakan bahwa kontrol mobilitas yang ketat akan tetap ada hingga kuartal ketiga 2022. Itu dilakukan ketika China dapat mencapai cakupan luas dengan vaksin Covid-19 booster.

Empat negara Timur Tengah, termasuk Bahrain dan Uni Emirat Arab, masuk 10 besar dalam Peringkat Pemulihan Covid-19 Nikkei.

Hong Kong mengambil tempat tertinggi di Asia, di urutan ketujuh. Jepang melonjak 58 tingkat ke peringkat 14m karena kasus menurun di kota-kota besar.

Metodologi pemeringkatan

Metodologi untuk pemeringkatan terbaru disesuaikan untuk mencerminkan kemajuan vaksinasi di seluruh dunia.

Alih-alih melihat pangsa orang yang telah menerima setidaknya satu dosis, Peringkat Pemulihan Covid-19 Nikkei sekarang menilai negara dan wilayah berdasarkan banyaknya orang yang telah divaksinasi penuh dengan dua suntikan, sebagai salah satu subkategori untuk vaksinasi.

Penyesuaian ini hanya sedikit mengubah skor, sehingga hasilnya tetap sebanding dengan peringkat sebelumnya.

Pada akhir setiap bulan, Peringkat Pemulihan Covid-19 Nikkei akan memberi peringkat untuk lebih dari 120 negara dan wilayah pada manajemen infeksi, peluncuran vaksin, dan mobilitas sosial.

Peringkat yang lebih tinggi menunjukkan bahwa suatu negara atau wilayah lebih dekat dengan pemulihan dengan jumlah kasus Covid-19 yang dikonfirmasi rendah, tingkat vaksinasi yang lebih baik, dan langkah-langkah jarak sosial yang kurang ketat.

Pemulihan Covid-19 menurut Indeks Nikkei menghitung skor antara 0 dan 90 untuk setiap negara atau wilayah. Skor adalah jumlah dari tiga kategori konstituen dan sembilan subkategori seperti yang ditunjukkan seperti berikut ini:

Setiap subkategori memiliki skor maksimum 10. Negara dan wilayah dibandingkan satu sama lain untuk sebagian besar subkategori ini.

Misalnya, dalam subkategori "bagian orang yang telah divaksinasi lengkap", jika persentase suatu negara atau wilayah lebih tinggi dari 90 persen dari semua negara, ia mendapat nilai 10; jika persentasenya lebih tinggi dari 80 persen dari semua negara, ia mendapat nilai 9; dan seterusnya.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Indonesia Urutan Teratas Se-Asia Tenggara dalam Pemulihan Covid-19"

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini