News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Virus Corona

WHO Rekomendasikan Booster Covid-19 untuk Orang dengan Kekebalan Tubuh Lemah

Penulis: Yurika Nendri Novianingsih
Editor: Daryono
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

(Ilustrasi) Vaksin Covid-19 Moderna yang akan menjadi dosis ketiga atau vaksin booster dan jarum suntik bagi tenaga kesehatan di Puskesmas Kecamatan Cilincing, Jakarta Utara, Senin (9/8/2021) - WHO rekomendasikan vaksin booster Covid-19 untuk orang-orang yang memiliki kekebalan tubuh lemah.

"Orang-orang ini cenderung tidak merespon secara memadai terhadap vaksinasi mengikuti seri vaksin primer standar dan berisiko tinggi terkena penyakit Covid-19 yang parah."

Kate O'Brien, kepala vaksin WHO mengatakan, sekarang dosis ekstra harus dianggap sebagai bagian dari imunisasi virus corona normal untuk orang dengan sistem kekebalan yang lebih lemah.

Suntikan booster akan diberikan satu hingga tiga bulan setelah dosis kedua.

Booster harus meningkatkan perlindungan yang ditunjukkan untuk mencegah penyakit parah, rawat inap dan kematian.

Vaksin Booster China untuk Usia 60 Tahun ke Atas

SAGE juga mengatakan bahwa orang berusia 60 tahun ke atas yang sudah divaksin penuh dengan Sinovac dan Sinopharm, harus direkomendasikan suntikan dosis ketiga.

Vaksin yang berbeda juga dapat dipertimbangkan berdasarkan pasokan vaksin dan pertimbangan akses.

SAGE menambahkan, ketika menerapkan rekomendasi ini, langkah pertama adalah negara-negara harus memaksimalkan cakupan dua dosis pada warganya, kemudian memberikan dosis ketiga, dimulai pada kelompok usia tertua.

Baca juga: Kemenag akan Lobi Arab Saudi Soal Kewajiban Booster Calon Jemaah Umrah Penerima Vaksin Sinovac

Baca juga: SYARAT Wisatawan Mancanegara Masuk ke Bali: Punya Bukti Vaksinasi Covid-19 hingga Asuransi Kesehatan

"Kami memiliki bukti perlindungan yang lebih sedikit pada orang yang sudah tua, terutama usia yang sangat tua," kata sekretaris SAGE Joachim Hombach pada konferensi pers.

Menurut hitungan AFP, Jab Sinopharm digunakan di 69 negara, sementara Sinovac telah diluncurkan di 36 negara.

Aljazair, Mesir, Ethiopia, Pakistan dan Filipina termasuk di antara negara-negara yang menggunakan kedua jab, selain China.

Sebagian besar informasi tentang rekomendasi Sinovac dan Sinopharm baru dibuat berasal dari penelitian di Amerika Latin.

(Tribunnews.com/Yurika)

Artikel terkait lainnya

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini