Aparat menyita 6 juta pil sabu pada Senin setelahnya, di distrik Tompheung, namun tidak dapat melakukan penangkapan.
"Para tersangka mungkin telah melarikan diri melintasi Sungai Mekong ke sisi Myanmar. Mereka adalah penduduk sebuah pulau kecil di Sungai Mekong di sisi Laos," kata seorang petugas polisi kepada RFA.
Pihak berwenang tidak yakin apakah penyitaan pada Senin itu berkaitan dengan penemuan narkoba pada Rabu (27/10/2021).
"Mereka mungkin anggota jaringan penyelundupan narkoba yang sama," kata petugas itu.
Penyitaan narkoba juga terjadi pada Agustus dan September tahun ini di Laos.
Baca juga: Diringkus Polisi, Jambret Kelompok Cakung Ini Gunakan Uang Hasil Kejahatan untuk Beli Narkoba
Baca juga: Ridho Rhoma Divonis 2 Tahun Penjara atas Kasus Narkoba, Kini Dipenjara di Lapas Cipinang
Sebelumnya, Perdana Menteri Laos Phankham Viphavanh pada April lalu menyatakan bahwa pemberantasan narkoba menjadi salah satu prioritasnya dalam lima tahun jabatan.
Perdagangan ilegal metamfetamin tumbuh pesat di Asia Tenggara dan Asia Timur tahun lalu meskipun pembatasan lintas batas dan pergerakan diberlakukan karena wabah virus corona, kata badan kontra-narkotika PBB dalam sebuah laporan yang dirilis pada Juni.
Penyitaan sabu mencatat rekor pada tahun 2020, ini meningkat hampir 20 persen dari tahun sebelumnya, lapor Kantor PBB untuk Narkoba dan Kejahatan (UNODC).
Hampir tiga perempat dari obat-obatan yang disita berasal di negara-negara Mekong Bawah.
Diantaranya Thailand, Myanmar, Laos, Kamboja, dan Vietnam.
(Tribunnews/Ika Nur Cahyani)