TRIBUNNEWS.COM - Ledakan menghantam kediaman Perdana Menteri Irak, Mustafa al-Kadhimi, beberapa kantor berita melaporkan pada hari Minggu (7/11/2021), mengutip pejabat Irak.
Perdana menteri diyakini selamat dan tidak terluka dalam serangan itu, kata militer dan pemerintah.
Dilansir DW, pemerintah Irak menyebut serangan drone tersebut sebagai upaya pembunuhan.
Menurut pernyataan dari militer Irak, serangan itu dilakukan oleh pesawat tak berawak bersenjata yang membawa bahan peledak.
Pesawat tak berawak itu menargetkan kediaman perdana menteri, yang terletak di Zona Hijau yang dijaga ketat di ibu kota Baghdad.
Baca juga: Dari Irak ke Belarus: Bagaimana Para Pengungsi Bisa Sampai ke Eropa?
Baca juga: ISIS Serang Sebuah Desa di Irak Timur karena Tak Diberi Uang Tebusan, 11 Warga Sipil Tewas
Al-Kadhimi tidak terluka dalam serangan itu.
Ia lalu menulis cuitan di Twitter, memberitahukan kondisinya.
"Saya baik-baik saja, terima kasih Tuhan," kata perdana menteri.
"Saya menyerukan ketenangan dan pengendalian diri dari semua orang untuk Irak."
Sementara itu, belum diketahui siapa yang berada di balik serangan itu.
Mustafa al-Kadhimi Terpilih sebagai Perdana Menteri setelah 6 Bulan Kerusuhan Politik
Setelah enam bulan terjadi kerusuhan politik, parlemen Irak akhirnya menyetujui pemerintahan baru.