TRIBUNNEWS.COM - Uni Eropa akan menjatuhkan sanksi baru terhadap Belarusia atas dugaan perdagangan manusia, di tengah krisis perbatasan Polandia-Belarus yang masih berlanjut.
Tapi apakah sanksi itu akan membawa perubahan?
Saat para pengungsi berkemah di perbatasan antara Belarus dan Polandia dalam kondisi dingin, Brussel menghadapi Minsk dengan "alat baru" yang diharapkan akan membantu membalikkan krisis, yaitu dengan menjatuhkan sanksi baru.
Para menteri luar negeri Uni Eropa bertemu di Brussels pada hari Senin (15/11/2021) untuk memberikan dukungan mereka atas sanksi baru terhadap Belarusia.
UE menganggap Belarusia bertanggung jawab atas perdagangan migran di perbatasannya.
Baca juga: Perbatasan Negara Dipenuhi Pengungsi, Presiden Belarusia Alexander Lukashenko Justru Main Hoki Es
Baca juga: Cegah Para Migran Masuki UE, Turki dan Maskapai Belarusia Hentikan Penerbangan untuk Timur Tengah
Dilansir Deutche Welle, para menteri memberikan dukungan politik untuk seluruh paket sanksi baru, meskipun nama-nama yang ditargetkan belum diungkapkan.
Perwakilan Tinggi UE Josep Borrell mengatakan mereka akan mempengaruhi "sejumlah penting" orang.
Menteri Luar Negeri Jerman Heiko Maas bahkan mengancam, "Setiap orang yang berpartisipasi dalam perdagangan manusia yang dilakukan Lukashenko akan dikenai sanksi oleh UE," kata Maas kepada wartawan setelah pertemuan.
Menteri luar negeri Lithuania - salah satu negara yang berbatasan dengan Belarus - ingin UE menargetkan bandara Minsk untuk menjadikannya "zona larangan terbang."
Maskapai penerbangan dan agen perjalanan tertentu juga mungkin berada dalam sorotan UE.
Borrell mengatakan daftar target sanksi harus diselesaikan dalam beberapa hari mendatang.
Namun, dua diplomat UE mengatakan kepada DW bahwa mungkin perlu waktu hingga dua minggu sebelum sanksi mulai diterapkan.
Bukan Sanksi Pertama terhadap Belarusia
Ini bukanlah sanksi pertama yang dijatuhkan UE kepada Belarusia.