Laporan Wartawan Tribunnews.com, Hendra Gunawan
TRIBUNNEWS.COM, NUSA DUA - Hadirnya jenis virus baru Covid-19 dianggap menjadi ancaman ketidakpastian baru lagi.
Hal ini diungkapkan oleh Deputi Utama Managing Director Dana Moneter Internasional (IMF) Geoffrey Okamoto di sela pertemuan tingkat Deputi Keuangan dan Bank Sentral/Finance and Central Bank Deputies Meeting (FCBD) di Nusa Dua, Bali, Jumat (10/12/2021).
Seluruh negara di dunia telah menderita karena pandemi yang berkepanjangan ini, dan tentu membuat luka mendalam bagi negara-negara yang sempat dilaluinya.
Bahkan negara-negara maju saat ini pun masih ada yang belum bebas dari luka-luka tersebut.
"Adanya varian Omicron menimbulkan ancaman ketidakpastian, bagi perekonomian dunia," ujar Geoffrey Okamoto.
Baca juga: Singapura Deteksi Kasus Lokal Pertama Varian Omicron, Pasien Tak Punya Riwayat Bepergian
Meskipun saat ini belum ada korban yang meninggal akibat Omicron, Okamoto mengingatkan agar seluruh negara tetap waspada.
Varian Omicron dapat membebani kegiatan ekonomi ke depannya.
"Semua tetap mesti waspada agar Omicron tak menggangu proses pemulihan di berbagai negara," jelanya.
"Varian Omicron meningkatkan ketidakpastian. Ini dapat muncul dan membebani aktivitas ekonomi di masa depan juga," ujar Okamoto.
Terutama untuk ekonomi, jelasnya, krisis akibat Covid-19 akan membekas dan bertahan lama.
Bagi kelompok yang rentan akan memberi tekanan yang cukup lama.
Meski demikian masih ada harapan untuk kembali pulih pada tahun-tahun mendatang, terutama bagi anggota G20.
Menurutnya IMF berjanji akan terus membantu negara-negara mengatasi dampak pandemi Covid-19, melalui kombinasi kebijakan, bantuan asistensi, hingga pendanaan.
Menurut pengamatanmya, sudah ada negara-negara berkembang yang tergabung dalam G20 telah mengalami perkembangan yang signfikan.
Ia menyebutkan negara berkembang tersebut mulai memiliki pondasi yang lebih kuat selama menghadapi krisis akibat pandemi.
Selain itu, kalibrasi kebijakan bersama secara tepat dapat megatasi dampak berkepanjangan atau scarring effect akibat pandemi Covid-19 dan mendukung pemulihan ekonomi secara bersama.
Adanya Presidensi G20, menurut dia, dapat dimanfaatkan untuk merumuskan kebijakan mendukung pemulihan sekaligus keluar dari krisis pandemi.
"Ada banyak optimisme, dengan saran kebijakan yang tepat datang dari IMF, dan rumusan kebijakan bersama, itu sebabnya IMF terlibat dengan negara-negara anggota G20 dan di negara-negara untuk benar-benar menemukan di mana pendekatan kebijakan dibutuhkan," jelasnya.
Fasilitas SDR
Kepada negara anggota G20, Okamoto menjelaskan, IMF merencanakan untuk memberikan fasilitas hak penarikan khusus atau Special Drawing Rights (SDR).
Saat ini IMF sedang mempersiapkan proposal terkait negara yang akan mendapatkan fasilitas tersebut.
Tujuan program tersebut adalah untuk mendukung ketahanan dan stabilitas ekonomi akibat pandemi Covid-19.
"Proposal sedang kami persiapkan dan akan dipertimbangkan pada pertemuan musim semi tentang ketahanan dan keberlanjutan," ujarnya.
Ia menjelaskan bahwa SDR dimanfaatkan untuk mengurangi angka kemiskinan dan mendongkrak kepcayaan para pelaku usaha.
IMF berkomitmen untuk membantu negara-negara mengatasi dampak pandemi, tidak hanya melalui kombinasi kebijakan, tetapi juga bantuan asistensi, hingga pendanaan.