TRIBUNNEWS.COM - Topan Rai di Filipina telah menewaskan empat orang dan beberapa lainnya terluka.
Bencana tersebut juga menyebabkan rumah-rumah hancur, pohon tumbang, dan jalur listrik serta komunikasi terputus di provinsi tengah Filipina.
Dilansir Al Jazeera, menurut situs berita Rappler, empat kematian tercatat di provinsi Negros Occidental, Filipina tengah, pada Jumat (17/12/2021).
Korban tewas adalah seorang wanita berusia 64 tahun yang tertimpa pohon tumbang di rumahnya di kota San Carlos.
Tingkat kerusakan akibat Topan Rai super belum diketahui pasti karena banyak provinsi yang terkena dampak, namun akses terputus.
Baca juga: Topan Rai Melanda Filipina, Ribuan Warga Dievakuasi
Baca juga: Rodrigo Duterte Mundur dari Pemilihan Senat Filipina
Topan Rai secara lokal dikenal sebagai Topan Odette, badai itu membawa angin berkelanjutan maksimum 195 kilometer per jam ketika mendarat di pulau tengah Siargao pada hari Kamis (16/12/2021).
Kecepatan angin telah berkurang menjadi 155 km/jam pada hari Jumat saat badai bergerak di atas provinsi barat Palawan.
Badai itu diperkirakan akan muncul di atas Laut Cina Selatan pada hari Sabtu (18/12/2021).
Kantor berita AFP mengatakan lebih dari 300.000 orang mencari perlindungan darurat saat topan melanda Samudera Pasifik pada Kamis.
Sementara, sekitar 18.000 belum kembali ke rumah.
Koresponden ABS-CBN mengatakan jalan utama menuju kota pesisir telah terputus oleh tanah longsor, pohon tumbang, dan tiang listrik roboh.
Wali Kota Surigao, Ernesto Matugas, mengatakan kepada jaringan tersebut, Rai telah merusak kota berpenduduk sekitar 170.000 orang selama beberapa jam pada hari Kamis, menyebabkan kerusakan parah.
“Anginnya sangat kencang,” kata Matugas.
“Semuanya mengalami kerusakan, atap tertiup angin, akses jalan terhalang oleh tanah longsor,” sambungnya.