News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Virus Corona

Israel akan Jadi Negara Pertama yang Suntikkan Dosis Keempat Vaksin Covid: Dunia akan Mengikuti Kami

Penulis: Tiara Shelavie
Editor: Garudea Prabawati
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Perdana Menteri Israel Naftali Bennett berbicara pada rapat kabinet mingguan di Yerusalem, (8/8/2021). (RONEN ZVULUN/ POOL/AFP)

TRIBUNNEWS.COM - Kementerian Kesehatan Israel mengumumkan pada hari Selasa (21/12/2021) akan menawarkan suntikan vaksinasi keempat untuk warga di atas 60 tahun atau golongan rentan.

Keputusan itu diambil setelah muncul kekhawatiran akibat varian Omicron.

Dilansir The Washington Post, Perdana Menteri Naftali Bennett mengatakan ia memerintahkan pemerintah untuk segera mempersiapkan pendistribusian dosis keempat.

"Seperti yang kami lakukan dengan booster di gelombang delta, kami bermaksud untuk aktif dan melakukan terobosan, dan melakukan segalanya untuk menang," tulisnya dalam cuitan Twitter.

"Dunia akan mengikuti kami."

Baca juga: Israel Laporkan Kematian Pertama Pasien dengan Varian Omicron

Baca juga: Israel akan Beri Vaksin Covid-19 Dosis Keempat untuk Lansia

Cuitan Perdana Menteri Naftali Bennett (Screenshot Twitter)

Komite penasihat Kementerian Kesehatan merekomendasikan dosis keempat untuk orang berusia 60 tahun ke atas, mereka yang memiliki sistem kekebalan tubuh yang lemah, dan petugas kesehatan.

Semua penerima yang memenuhi syarat dapat mendapatkan dosis keempat mereka 4 bulan sejak dosis ketiga.

Kementerian Kesehatan telah melaporkan 341 kasus yang dikonfirmasi, dan ratusan lainnya diduga varian omicron pada Selasa.

Kematian Pertama terkait Omicron di Israel

Berita tentang dosis keempat datang pada hari yang sama ketika sebuah rumah sakit di negara itu mengumumkan kematian pertama terkait omicron.

Rumah Sakit Soroka, di kota selatan Beersheba, mengatakan seorang pasien berusia 65 tahun meninggal setelah dua minggu dirawat di rumah sakit.

Pria itu dilaporkan memiliki sejumlah kondisi medis yang berkontribusi pada kematiannya.

"Mobiditasnya terutama berasal dari penyakit yang sudah ada sebelumnya dan bukan dari infeksi pernapasan yang timbul dari virus corona," kata rumah sakit itu dalam sebuah pernyataan.

Dia hanya menerima dua dosis vaksin, dan sudah lebih dari enam bulan telah berlalu sejak menerima dosis kedua, menurut media Israel.

Halaman
123
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini