TRIBUNNEWS.COM, KOREA UTARA - Mantan prajurit perempuan Korea Utara yang kabur dari rezim Kim Jong-un membuat pengakuan yang membuat publik kaget.
Ia mengungkapkan prajurit perempuan Korea Utara mengalami kelaparan, pelecehan seksual hingga aborsi tanpa dibius.
Mantan prajurit Korea Utara, yang menggunakan nama Jennifer Kim, mengatakan para tentara perempuan harus menggunakan penutup kaki yang basah sebagai pembalut.
Mereka juga menangguh hukuman penyiksaan kolektif yang kejam dan tidak biasa.
Salah satu hukumannya adalah mencelupkan tangan ke dalam air yang diingin, kemudian digantung pada sebatang besi yang membeku di telapak tangan.
Baca juga: Kim Jong Un Larang Warga Korea Utara Tertawa hingga Belanja selama 11 Hari, Peringati Kematian Ayah
Hal itu menyebabkan dagingnya sobek saat dilepaskan.
Dikutip dari Daily Mail, Jennifer mengungkapkan sekitar 70 persen perempuan di tentara Korea Utara telah menjadi korban penyerangan dan pelecehan seksual, termasuk dirinya.
Jennifer mengungkapkan secara naluriah ia tahu apa yang akan terjadi ketika seorang penasihat politik memerintahkan untuk ke kantornya.
“Jika saya menolak permintaannya, saya tak akan menjadi anggota Partai Buruh Korea,” tuturnya.
“Jika saya kembali ke masyarakat tanpa bergabung dengan partai, saya akan dicap sebagai anak bermasalah dan akan distigmatisasi seumur hidup,” kata dia.
Menurutnya hal itu akan membuatnya tak akan mendapat pekerjaan yang bagus dan menimbulkan masalah saat akan menikah.
“Apa yang bisa saya pilih? Pada akhirnya, ia menyerang saya secara seksual,” katanya.
Bertahan hidup dengan tak lebih dari tiga sampai empat sendok jagung sehari, Jennifer sangat kekurangan gizi sehingga menstruasi hanya datang setiap empat hingga enam bulan sekali.
Tetapi hal itu tak mencegahnya hamil.