“Setelah beberapa saat saya merasakan perubahan aneh di tubuh, jadi saya memberitahu penasihat politik tentang kondisi fisik saya,” ujarnya.
Saat itu, sang penasihat politik berkata kepadanya untuk pergi ke kantor medis militer pada pukul 10 malam.
“Saya pergi ke kantor medis militer seperti yang ia katakan. Ahli bedah militer telah menunggu saya. Ia melakukan aborsi kepada saya tanpa dibius,” lanjutnya.
Mantan tentara itu mengungkapkan pengalaman yang mengerikannya kepada Komite Hak Asasi Manusia Korea Utara (HRNK).
Ia juga mengungkapkan bagaimana selama beberapa tahun bertugas di militer, ia hanya mengungkapkan empat pembalut.
Ia mengatakan rekannya biasa memberikannya kain kasa yang biasa digunakan untuk membalut luka.
Kain kasa itu harus dicuci dan digunakan kembali.
Selain itu ia juga menggunakan pelindung kaki yang dicuci dan digunakan kembali sebagai pembalut, tapi tak akan benar-benar kering di barak yang tak bisa dipanaskan, jadi dipakai dalam keadaan basah.
Selain itu hukuman sangat aneh akan dijatuhkan ke seluruh kelompok, bahkan jika hanya satu orang yang dianggap melakukan kesalahan.
Jennifer yang kini tinggal di AS, mengakui bahwa ia masih dihantui rasa kesakitan dari dagingnya yang robek dari tangannya saat ia dilepaskan dari tiang besi.
“Saya masih merasa sakit saat memikirkannya, dan kelaparan tak pernah jauh. Saya menghitung biji jangung saat makan, sehingga membuatnya bisa dimakan lebih lama,” katanya.
Sumber: Daily Mail/Kompas.TV