TRIBUNNEWS.COM – Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS Rabu (12/1/2022) memperkirakan 62.000 orang meninggal akibat Covid-19 di Amerika Serikat selama bulan depan.
CDC merilis perkiraan ansambel nasional bulanannya yang dikumpulkan dari data dari 23 kelompok model yang memprediksi angka kematian di negara itu akibat pandemi antara 36.000 dan 62.000 dari 10 Januari hingga 5 Februari.
Dilansir dari UPI, CDC juga mengatakan bahwa kematian mingguan akibat Covid-19 akan meningkat selama bulan depan.
Disebutkan, bakal ada 8.000-14.100 kematian pada pekan yang berakhir Jumat (14/1/2022); 8.800-18.000 kematian pada pekan yang berakhir pada 22 Januari; 8.700-24.700 kematian pada pekan yang berakhir pada 29 Januari; dan 10.400-31.000 kematian pada pekan yang berakhir 5 Februari.
Amerika Serikat melaporkan hampir 1.900 kematian baru akibat Covid-19 pada hari Senin (10/1/2022).
Baca juga: Covid Mengamuk, CDC Imbau Masyarakat Tak Bepergian Pakai Kapal Pesiar
Baca juga: Studi CDC Menunjukkan Masa Inkubasi Varian Omicron Hanya 3 Hari
Negara ini memiliki rata-rata pergerakan tujuh hari lebih dari 1.600 kematian setiap hari, dengan 837.274 kematian kumulatif sejak awal pandemi.
Menurut statistik CDC, angka kematian harian telah meningkat sejak akhir November, ketika varian virus Omicron memicu peningkatan kasus.
Amerika Serikat melaporkan rekor 1,4 juta kasus baru pada Senin, dengan kumulatif 61,73 juta kasus sejak pandemi dimulai pada awal 2020.
Sementara para ilmuwan menduga Omicron lebih ringan daripada varian Covid-19 lainnya, tingkat penerimaan pasien Covid-19 di rumah sakit mencapai rekor.
Departemen Kesehatan dan Layanan Kemanusiaan menunjukkan lebih dari 145.000 orang dirawat di rumah sakit karena virus pada Selasa (11/1/2022) malam.
Baca juga: Dirjen WHO Sebut Varian Omicron Bisa Jadi Virus Berbahaya, Terutama Bagi Mereka yang Tidak Divaksin
Baca juga: Omicron Serang Saluran Pernapasan Atas, Ahli Sarankan Jaga Jarak 2 Meter dan Cuci Hidung
CDC memperkirakan rawat inap baru akan meningkat setiap minggu selama empat minggu ke depan, dengan antara 18.000-48.000 rawat inap baru pada 4 Februari, hari terakhir prediksi dibuat.
Ambang Transisi
Sementara pakar penyakit menular Anthony Fauci mengatakan Amerika Serikat mendekati ambang transisi untuk hidup dengan Covid-19 yang dapat dikendalikan.
Perhitungan ini dikeluarkan pada Selasa (11/1/2022), meskipun saat ini kasus Covid-19 di AS melonjak dan rawat inap mencapai rekor tertinggi.
Berbicara kepada Pusat Studi Strategis dan Internasional (CSIS), ilmuwan top AS ini mengatakan bahwa menghilangkan Covid-19 tidak realistis.
Baca juga: Pfizer Siapkan Vaksin Khusus untuk Varian Omicron, Tersedia Maret 2022
Baca juga: Update Covid-19 Global 13 Januari 2022: 30 Negara dengan Tambahan Kasus Terbanyak, di Atas 10 Ribu
"Omicron, dengan tingkat efisiensi transmisibilitas yang luar biasa dan belum pernah terjadi sebelumnya, pada akhirnya akan menginfeksi hampir semua orang,” katanya, seperti dilaporkan Channel News Asia.
"Tidak mungkin kita akan membasmi virus ini", katanya, mengingat penularannya, kecenderungannya untuk bermutasi menjadi varian baru, dan banyaknya orang yang tidak divaksinasi.
Menurutnya, warga yang up-to-date dengan vaksin akan tetap terlindungi dengan baik dari penyakit yang parah, tetapi kemanjuran vaksin terhadap infeksi telah menurun.
“Saat Omicron naik dan turun, negara ini diharapkan akan memasuki fase baru di mana akan ada perlindungan yang cukup di komunitas, obat yang cukup tersedia sehingga ketika seseorang terinfeksi dan berada dalam kelompok berisiko tinggi, akan sangat mudah untuk mengobati orang itu," kata Fauci.
"Ketika kita sampai di sana, ada transisi itu, dan kita mungkin berada di ambang itu sekarang," kata Fauci.
Baca juga: Anthony Fauci Peringatkan Soal Penyebaran Varian Omicron Jelang Libur Natal
Baca juga: Fauci Ajak Warga Amerika untuk Tetap Divaksin Meski Obat dari Merck Bisa Turunkan Risiko Kematian
Ia juga menekankan bahwa dengan negara saat ini mencatat hampir satu juta infeksi per hari, hampir 150.000 orang di rumah sakit, dan lebih dari 1.200 kematian setiap hari. (Tribunnews.com/UPI/CNA/Hasanah Samhudi)