Spanyol telah mengirim sejumlah kapal perang ke Laut Mediterania dan Laut Hitam. Negara tersebut juga sedang mempertimbangkan mengirim beberapa jet tempurnya ke Bulgaria.
Sementara Denmark mengirim satu unit fregatnya ke Laut Baltik. Perancis menawarkan untuk mengirim pasukan ke Rumania.
Washington juga mengizinkan tiga sekutu NATO yakni Estonia, Latvia, dan Lithuania untuk mengirim senjata buatan AS dari gudang untuk digunakan Ukraina.
Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken mengatakan, dia ingin menggunakan diplomasi untuk meredakan situasi di Ukraina.
Namun, jika upayanya tidak berhasil, dan Rusia memutuskan melancarkan agresi terhadap Ukraina, Blinken mengeluarkan ancaman berupa respons yang terpadu, cepat, dan keras.
Ribuan Tentara AS akan Dikerahkan ke Eropa Timur
Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden mempertimbangkan untuk mengerahkan beberapa ribu tentaranya ke negara-negara Baltik dan di Eropa Timur.
Laporan tersebut diberitakan oleh harian New York Times dengan mengutip sejumlah sumber yang tidak disebutkan namanya di pemerintahan AS.
"Presiden Biden sedang mempertimbangkan untuk mengerahkan beberapa ribu tentara AS, serta kapal perang dan pesawat, ke sekutu NATO di Baltik dan Eropa Timur," kata salah satu sumber.
Perluasan kehadiran militer AS di kawasan Baltik dan Eropa Timur tersebut terjadi di tengah meningkatnya kekhawatiran akan serangan Rusia ke Ukraina.
Melansir TASS, Senin (24/1/2022), pejabat Kementerian Pertahanan AS memberikan Biden sejumlah opsi untuk menggeser aset-aset militer AS lebih dekat ke Rusia.
"Salah satu opsinya termasuk mengirim 1.000 hingga 5.000 tentara ke negara-negara Eropa Timur, dengan potensi untuk meningkatkan jumlah itu sepuluh kali lipat jika keadaan memburuk," kata sumber tersebut dikutip New York Times.
Diberitakan Kompas.com sebelumnya, Ukraina juga mengaku telah menerima pasokan senjata batch kedua dari AS.
Pengumuman tersebut disampaikan Menteri Pertahanan Ukraina Oleksii Reznikov pada Minggu (23/1/2022).