News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Presiden Ukraina Yakinkan Warganya Invasi Rusia Tak akan Terjadi: Tidurlah yang Nyenyak

Penulis: Rica Agustina
Editor: Tiara Shelavie
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Seorang prajurit Pasukan Militer Ukraina, berjalan di parit di garis depan dengan separatis yang didukung Rusia di dekat Avdiivka, Donetsk, tenggara Ukraina, pada 9 Januari 2022. (Photo by Anatolii STEPANOV / AFP)

Rusia telah menolak tuntutan Barat untuk menarik pasukannya kembali dari daerah dekat Ukraina, dengan mengatakan pihaknya akan mengerahkan dan melatih mereka di mana pun diperlukan di wilayahnya.

Ribuan tentara dari Distrik Militer Selatan dan Barat Rusia, pada hari Selasa, ambil bagian dalam latihan kesiapan di wilayah tersebut untuk manuver yang melibatkan rudal Iskander dan lusinan pesawat tempur.

Informasi lebih lanjut, pada 2014, setelah penggulingan presiden yang bersahabat dengan Kremlin di Kyiv, Rusia mencaplok Semenanjung Krimea Ukraina dan memberikan dukungannya di belakang pemberontakan separatis di jantung industri timur negara itu.

Pertempuran antara pasukan Ukraina dan pemberontak yang didukung Rusia telah menewaskan lebih dari 14.000 orang, dan upaya untuk mencapai penyelesaian terhenti.

Dalam kebuntuan terakhir, Rusia menginginkan jaminan dari Barat bahwa NATO tidak akan pernah mengakui Ukraina sebagai anggota dan aliansi itu akan membatasi tindakan lain, seperti penempatan pasukan di negara-negara bekas blok Soviet.

Beberapa di antaranya, seperti janji keanggotaan, bukan permulaan bagi NATO, menciptakan jalan buntu yang tampaknya sulit dipecahkan yang dikhawatirkan banyak orang hanya dapat berakhir dengan perang.

Rusia menuduh Ukraina mengumpulkan pasukan di dekat daerah yang dikuasai pemberontak untuk merebut kembali mereka dengan paksa.

Prajurit Pasukan Militer Ukraina (AFP/ANATOLII STEPANOV)

Analis mengatakan para pemimpin Ukraina terjebak antara mencoba menenangkan bangsa dan memastikan mendapat bantuan yang cukup dari Barat jika terjadi invasi.

"Rencana Kremlin termasuk merusak situasi di dalam Ukraina, mengobarkan histeria dan ketakutan di kalangan Ukraina, dan pihak berwenang di Kyiv merasa semakin sulit untuk menahan bola salju ini," kata analis politik Volodymyr Fesenko.

Penduduk Kyiv, Andrey Chekonovsky, mengatakan bahwa warga Ukraina telah hidup dengan ancaman serangan Rusia selama delapan tahun.

"Saya pikir fakta yang kami khawatirkan sekarang terkait dengan permainan diplomatik," kata Andrey Chekonovsky.

Baca juga artikel lain terkait Konflik Rusia Ukraina

(Tribunnews.com/Rica Agustina)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini