TRIBUNNEWS.COM - Beberapa wanita yang ditahan di kamp al-Hol di timur laut Suriah berupaya menculik penjaga Kurdi pada Senin (7/2/2022).
Kamp al-Hol yang luas adalah tempat puluhan ribu wanita dan anak-anak, kebanyakan istri, janda dan anak-anak anggota ISIS, ditahan.
Adapun upaya penculikan itu menyebabkan terjadinya penembakan yang menewaskan satu orang anak, melukai enam wanita dan beberapa anak.
Seorang pejabat Kurdi mengkonfirmasi insiden tersebut, mengatakan belum mendapat kabar tentang korban.
Sementara Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia yang berbasis di Inggris mengatakan wanita di kamp al-Hol mencoba menculik penjaga tetapi mengarahkan tembakan ke seorang anak berusia 10 tahun yang kemudian tewas.
Baca juga: Profil Abu Ibrahim Al-Hashimi Al-Quraishi, Pemimpin ISIS yang Tewas dalam Serangan AS di Suriah
Observatorium menambahkan penembakan itu menyebabkan kebakaran dan para wanita tidak dapat menculik penjaga.
Hal yang sama disampaikan Shixmus Ehmed, kepala departemen administrasi pengungsi yang dipimpin Kurdi.
Ehmed mengatakan pihaknya tidak memiliki informasi tentang korban.
Di sisi lain, seorang pejabat Kurdi mengatakan dia tidak mengetahui adanya upaya penculikan.
Tetapi dia mendengar ada beberapa kerusuhan di tempat yang menahan sebagian besar wanita dan anak-anak asing.
Baca juga: Pemimpin ISIS Abu Ibrahim al-Qurayshi tewas dalam operasi militer di Suriah, kata AS
Berbicara dengan syarat anonim sesuai dengan peraturan, dia mengatakan tujuh wanita dan anak-anak terluka dalam kerusuhan hari Senin.
Di kamp berpagar, banyak keluarga sering berdesakan di tenda, fasilitas medis minim dan akses ke air bersih dan sanitasi terbatas.
Sekitar 50.000 warga Suriah dan Irak berada di al-Hol, di mana hampir 20.000 di antaranya adalah anak-anak.
Insiden pada hari Senin terjadi di bagian kamp yang terpisah dan dijaga ketat yang dikenal sebagai paviliun.
Sebanyak 2.000 wanita lainnya dari 57 negara lain berada di sana dan mereka ditampung dengan sekitar 8.000 anak.
Para wanita yang berupaya menculik penjaga dianggap sebagai pendukung ISIS garis keras.
Dilansir AP News, serangan di kamp itu terjadi beberapa hari setelah pemimpin tertinggi ISIS, Abu Ibrahim al-Hashemi al-Qurayshi, tewas dalam serangan Amerika Serikat (AS) di rumah persembunyiannya di barat laut Suriah.
Insiden itu juga terjadi dua minggu setelah pejuang ISIS menyerang sebuah penjara di kota Hassakeh, Suriah timur laut, tempat sekitar 3.000 gerilyawan dan remaja ditahan.
Serangan di penjara menyebabkan 10 hari pertempuran antara pejuang yang didukung AS dan militan ISIS yang menewaskan hampir 500 orang.
Pejuang Kurdi yang didukung AS akhirnya berhasil mengendalikan situasi.
Baca juga: Serangan AS di Suriah Tewaskan 12 Orang, Termasuk Wanita dan Anak-anak
Presiden Joe Biden mengatakan al-Qurayshi bertanggung jawab atas serangan penjara Suriah.
Untuk diketahui, kamp itu telah menyaksikan lusinan kejahatan selama setahun terakhir.
Observatorium mencatat 84 kejahatan di dalam kamp pada tahun 2021 di mana 89 orang tewas, termasuk dua polisi Kurdi, 67 warga Irak dan 20 warga Suriah.
Baca juga artikel lain terkait ISIS di Suriah
(Tribunnews.com/Rica Agustina)