News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Virus Corona

WHO: Kasus Baru Covid-19 di Seluruh Dunia Turun 19 Persen, Angka Kematian Stabil

Penulis: Andari Wulan Nugrahani
Editor: Facundo Chrysnha Pradipha
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus menyerukan pada Senin (20/12/2021) agar dunia bersatu dan membuat keputusan sulit yang diperlukan untuk mengakhiri pandemi Covid-19 dalam tahun depan.

TRIBUNNEWS.COM - Laporan terbaru Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menerangkan jumlah kasus baru Covid-19 di seluruh dunia turun 19 persen dalam sepekan terakhir.

Sementara angka kematian yang tercatat tetap stabil.

Badan kesehatan dalam naungan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) tersebut mengatakan pada Selasa (15/2/2022) ada lebih dari 16 juta kasus baru dan kematian hanya di bawah 75.000 yang dilaporkan secara global selama 7-13 Februari 2022.

Dilansir Al Jazeera, Pasifik Barat merupakan satu-satunya wilayah yang melaporkan peningkatan kasus mingguan terbaru, naik sekitar 19 persen.

Baca juga: Jepang Targetkan Agustus 2022 Semua Penduduk Telah Divaksinasi Booster

Baca juga: Langkah Pencegahan Penyebaran Varian Omicron Disertai Ciri-ciri Gejala Omicron

Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus menyerukan pada Senin (20/12/2021) agar dunia bersatu dan membuat keputusan sulit yang diperlukan untuk mengakhiri pandemi Covid-19 dalam tahun depan. (AFP)

Lalu, Asia Tenggara mencatat penurunan sekitar 37 persen, tercatat sebagai penurunan terbesar di enam wilayah WHO.

Sedangkan jumlah kasus baru Covid-19 terbesar terlihat di Rusia.

Infeksi di Rusia dan tempat lain di Eropa timur berlibat ganda dalam beberapa pekan terkahir.

Kasus baru didorong oleh lonjakan varian Omicron yang sangat menular.

Baca juga: Ilmuwan Denmark Lacak Mutasi Baru di Stealth Omicron

Baca juga: Polandia Lacak 2 Sub-Varian Baru Omicron

Di wilayah Mediterania Timur dan sekitar sepertiga di Pasifik Barat, WHO melihat jumlah kematian meningkat sebesar 38 persen.

WHO mengatakan bahwa semua varian virus corona lainnya, termasuk Alpha, Beta, dan Delta, terus menurun secara global saat Omicron menyingkirkannya.

Di antara lebih dari 400.000 urutan virus Covid-19 yang diunggah ke database virus terbesar dunia dalam sepekan terakhir, lebih dari 98 persennya adalah Omicron.

WHO mengatakan versi BA.2 dari Omicron tampaknya "terus meningkat" dan prevalensinya telah meningkat di Afrika Selatan, Denmark, Inggris dan negara-negara lain.

Baca juga: Ada Temuan 7 Orang Terpapar Virus Corona Varian Omicron, Kabupaten Sorong Naik Level 3

Baca juga: Dua Sub-Varian Baru Omicron Dilacak di Polandia  

Pejabat kesehatan telah mencatat bahwa Omicron menyebabkan penyakit yang lebih ringan daripada varian Covid19 sebelumnya di negara-negara dengan tingkat vaksinasi yang tinggi.

Disebutkan pula tingkat rawat inap dan kematian tidak meningkat secara substansial, bahkan dengan penyebaran Omicron.

Direktur WHO Afrika, Dr Matshidiso Moeti, mengatakan pekan lalu ada "cahaya di ujung terowongan" untuk benua itu dan bahwa meskipun tingkat vaksinasi rendah.

Diketahui, saat ini Afrika sedang bertransisi dari fase pandemi akut COVID-19.

Baca juga: Ada di Indonesia, Molnupiravir Jadi Harapan Hadapi Omicron

Dikutip Guardian, Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus telah berulang kali mengatakan bahwa pandemi belum berakhir.

Tedross juga menekankan terlalu dini bagi negara-negara untuk berpikir bahwa akhir mungkin sudah dekat. 

“Harapan kami, fase akut pandemi ini akan berakhir tahun ini, tentunya dengan satu syarat, vaksinasi 70 persen [target tercapai] pada pertengahan tahun ini sekitar Juni, Juli,” katanya kepada wartawan di Afrika Selatan, pekan lalu, seperti dikutip Al Jazeera.

Baca juga: Kriteria Pasien Omicron Sembuh dan Selesai Isoman Menurut Kementerian Kesehatan

Presiden China Xi Jinping (tengah) berjalan melewati seorang pengawal kehormatan militer selama kunjungan diplomatik oleh Arab Saudi di luar Aula Besar Rakyat di Beijing, 22 Juli 2019. Xi memperingatkan pada 11 November 2021 agar tidak kembali ke ketegangan era Perang Dingin di Asia-Pasifik, mendesak kerja sama yang lebih besar dalam pemulihan pandemi dan perubahan iklim. (AFP)

Dikutip Guardian, berikut ini rangkuman berita utama Covid-19 sejauh ini:

- Rusia melaporkan peningkatan infeksi Covid pada  Rabu (16/2/2022), dengan total 179.284 infeksi baru dan 748 kematian dilaporkan selama 24 jam terakhir.

- Presiden China , Xi Jinping, memberi tahu para pemimpin Hong Kong bahwa "misi utama" mereka adalah untuk menstabilkan dan mengendalikan wabah Covid yang memburuk.

Media pro-Beijing melaporkan sejumlah pasien yang terinfeksi Covid-19 berbaring di tempat tidur di luar rumah sakit.

- Korea Selatan sekali lagi melaporkan rekor harian 90.443 kasus virus corona baru untuk  Rabu (16/2/2022).

Jumlahnya hampir dua kali lipat dalam seminggu di tengah penyebaran varian Omicron yang sangat menular.

- Pemerintah Jepang menunda meluncurkan suntikan penguat Covid dan membuat negara ini lebih rentan ketika varian Omicron membawa lonjakan kematian, kata para ahli.

Baca juga: WHO: Ancaman Omicron di Eropa Timur Tetap Tinggi, Desak Tingkatkan Vaksinasi

- Inggris mencari sekitar 3.000 sukarelawan untuk ikut serta dalam penelitian untuk vaksin penguat Omicron Moderna .

- Korea Selatan akan mendistribusikan alat tes cepat virus corona gratis di sekolah dasar dan panti jompo mulai minggu depan.

- Rencana para menteri Inggris untuk mengurangi tes PCR Covid-19 gratis dapat melemahkan pertahanan Inggris, jika varian baru virus muncul yang menghasilkan "gelombang baru yang signifikan".

- Dokter Italia akan mengambil bagian dalam pemogokan yang berlangsung dua hari mulai 1 Maret 2022 mendatang terkait "beban kerja yang tak tertahankan" di tengah pandemi Covid, kantor berita Italia ANSA melaporkan.

- Komite Penyelenggara Olimpiade Musim Dingin Beijing 2022 mengatakan pada Rabu (16/2/2022) bahwa dua kasus Covid baru terdeteksi di antara personel yang terkait dengan Olimpiade pada 15 Februari.

Berita lain terkait dengan Pandemi virus corona

(Tribunnews.com/Andari Wulan Nugrahani)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini