Baik dari sisi SDM, alutsista, sarana prasarana maupun logistik Ukraina untuk menggelar perang darat dan udara, kata dia, jauh tertinggal dari Rusia.
"Apalagi untuk bisa berperang dalam durasi yang panjang," kata Fahmi.
Baca juga: NATO Sudah Siagakan Pesawat Tempur, Tapi Belum Akan Tempatkan Pasukan ke Ukraina
Menurutnya tidak ada negara yang benar-benar ingin berperang bahkan negara yang berwatak ekspansionis sekalipun seperti Rusia apalagi dalam durasi yang panjang.
Menurutnya jika Rusia tak bisa menuntaskan penaklukannya dalam waktu singkat, maka pada akhirnya mereka akan kembali ke meja perundingan.
Perang atau konflik terbuka dengan pengerahan kekuatan militer, lanjutnya, selalu diposisikan sebagai aksi pamungkas ketika kekuatan salah satu negara yang saling berhadapan sudah melemah secara signifikan.
"Atau sebaliknya, gelar kekuatan militer menjadi perangkat paksa yang efektif untuk membawa kembali upaya penyelesaian konflik ke meja perundingan setelah kebuntuan politik sebelumnya," kata dia.