Laju perubahan sosial semakin cepat dalam sebagian besar perang, menyaksikan Jerman dalam waktu seminggu mengambil sikap 180 derajat dan kembali melakukan penjualan senjata ke Ukraina, bersumpah untuk meningkatkan pengeluaran pertahanan menjadi 2% dari PDB dan setuju untuk pemblokiran bank-bank Rusia dari SWIFT.
Bukan hanya satu set perubahan kebijakan yang luar biasa, itu menandai titik balik dalam pola pikir pasca-perang dunia kedua.
Demikian pula, perdana menteri Italia, Mario Draghi, menekankan awal pekan ini perlunya solusi jangka panjang yang diperlukan untuk melepaskan Italia dari ketergantungan dengan gas Rusia.
Pejabat lain mengakui peluang jangka panjang militer Ukraina untuk dapat bertahan melawan pasukan Rusia yang jauh lebih unggul.
24 Jam ke Depan adalah Periode Krusial
Zelenskyy yakin 24 jam ke depan adalah periode krusial bagi Ukraina.
Hal itu disampaikan Presiden Ukraina dalam panggilan telepon dengan Perdana Menteri Inggris Boris Johnson.
Perdana Menteri Inggris berbicara kepada presiden Ukraina lagi pada Minggu (27/2/2022), dan memuji perlawanan "heroik" rakyat Ukraina dalam menghadapi serangan Rusia.
Perdana Menteri juga memuji kepemimpinan Zelenskyy dalam menghadapi kesulitan yang sedang terjadi.
Perdana Menteri mengatakan kepada Zelenskyy, dia akan melakukan semua yang dia bisa untuk membantu memastikan bantuan militer dari Inggris dan sekutu mencapai Ukraina.
Vatikan Siap untuk Fasilitasi Dialog antara Rusia dan Ukraina
Vatikan siap memfasilitasi dialog antara Rusia dan Ukraina untuk mengakhiri perang.
Hal itu disampaikan Menteri Luar Negeri Vatikan, Kardinal Pietro Parolin pada Senin (28/2/2022), seperti dilansir dari Reuters.
Kardinal Pietro Parolin, yang menjadi orang penting kedua setelah Paus dalam hierarki Vatikan, mengatakan kepada surat kabar Italia bahwa selalu ada ruang untuk negosiasi atau dialog guna mengakhiri perang yang sedang terjadi.