News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Konflik Rusia Vs Ukraina

Mengenal Chechnya, Negara Federasi Rusia yang Mendukung Putin Serang Ukraina

Penulis: Arif Tio Buqi Abdulah
Editor: Nuryanti
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Chechnya merupakan bagian dari Federasi Rusia yang letaknya berada di barat daya Rusia, di wilayah Pegunungan Kaukasus. Di tengah invasi Rusia ke Ukraina, negara Chechnya turut menjadi sorotan setelah sikapnya yang ambil bagian dalam perang itu.

TRIBUNNEWS.COM - Di tengah invasi Rusia ke Ukraina, negara Chechnya turut menjadi sorotan setelah sikapnya yang ambil bagian dalam perang itu.

Chechnya turut mengirimkan tentara ke Ukraina untuk membantu Rusia dalam perang tersebut.

Pemimpin Chechnya, Ramzan Kadyrov, bahkan dengan terang mendukung langkah yang dilakukan oleh Presiden Rusia Vladimir Putin.

Kadyrov juga mendesak warga Ukraina untuk menggulingkan pemerintah mereka.

“Presiden (Putin) mengambil keputusan yang tepat dan kami akan melaksanakan perintahnya dalam keadaan apapun,” kata Kadyrov, sebagaimana dikutip dari Al Jazeera.

Baca juga: Rusia Tuduh Militer Ukraina Gunakan Warga Sipil Sebagai Tameng

Baca juga: Tentara Rusia yang Ditangkap Ukraina Ditipu Komandannya, Diajak Latihan Malah Disuruh Ikut Perang

Tentang Chechnya

Perlu diketahui, Chechnya tidak sama dengan Ceko (Czech).

Tidak sedikit yang mengira dua negara itu sama lantaran kesamaan penyebutan kedua entitas tersebut, padahal kenyataannya adalah berbeda.

Republik Ceko adalah negara Eropa Tengah dan merupakan anggota Bucharest Nine.

Sedangkan Chechnya merupakan bagian dari Federasi Rusia yang letaknya berada di barat daya Rusia, di wilayah Pegunungan Kaukasus.

Baca juga: Rusia Bombardir Kyiv, Ledakan Bom Seperti Kembang Api, Asap Tebal Membumbung di Penjuru Kota

Baca juga: Rusia Dikabarkan Pakai Jasa Tentara Bayaran untuk Membunuh Presiden Ukraina

Dilansir The Atlantic, Chechnya memiliki luas 4.750 mil persegi (12.300 km persegi) dengan populasi 1.268.989 (per sensus 2010) yang mayoritasnya adalah Muslim.

Chechnya berbatasan dengan Rusia, negara Georgia, dan republik Rusia Dagestan dan Ingushetia.

Sesaat sebelum pembubaran Uni Soviet, Chechnya mencoba untuk membangun kemerdekaan resmi dari Rusia, yang kemudian mengarah ke dua perang besar selama dua puluh tahun berikutnya.

Presiden republik Chechnya, Rusia, Ramzan Kadyrov dengan tegas mengeluarkan pernyataan terkait karantina covid-19. Ramzan mengatakan, bagi penduduknya yang melanggar aturan karantina covid-19 harus dieksekusi. (Kremlin.ru)

Dikutip dari Reuters, dahulu di bawah pemerintahan Soviet, Chechnya disamakan dengan Ingushetia yang dekat secara etnis, dengan Grozny sebagai ibu kota gabungan wilayah tersebut.

Ketika Uni Soviet runtuh pada tahun 1991, Ingushetia memilih untuk menjadi republik di dalam Rusia sementara Chechnya mendeklarasikan kemerdekaan.

Wilayah tersebut berusaha untuk mempertahankan kemerdekaan dari Rusia, dimulai dengan Perang Chechnya Pertama, yang berlangsung dari tahun 1994 hingga 1996.

Perang berakhir dengan perjanjian damai berumur pendek yang dibuat antara para pemimpin Moskow dan Chechnya.

Baca juga: 2 Miliarder Rusia Minta Putin Hentikan Perang di Ukraina: Perdamaian Sangat Penting

Baca juga: Rusia Balas Sanksi Uni Eropa dengan Menutup Wilayah Udaranya Bagi 36 Negara

Pada tahun 1999, Rusia menginvasi Grozny, ibu kota Chechnya, dalam upaya untuk merebut kembali kekuasaan atas negara tersebut.

Ditengah invasi Rusia itu, pada tahun 2003 sebuah konstitusi baru disetujui yang menyerahkan kekuasaan yang lebih besar kepada pemerintah Chechnya tetapi tetap mempertahankan republik di Federasi Rusia.

Setelah berlangsung hampir satu dekade, Perang Chechnya Kedua akhirnya berhenti.

Pada Agustus 2009, Rusia secara resmi mengakhiri operasi militer di Chechnya.

Hingga kini, Chechnya menjadi negara federasi Rusia.

Jabatan tertinggi pemerintahan, yang disebut Kepala Republik Chechnya, saat ini diduduki oleh Ramzan Kadyrov.

Ramzan Kadyrov merupakan seorang mantan pemimpin pemberontak yang membelot ke pihak Rusia selama Perang Chechnya Kedua.

Kadyrov sering menggambarkan dirinya sebagai "prajurit kaki" Putin.

Kadyrov telah mengerahkan pasukannya ke luar negeri untuk mendukung operasi militer Kremlin sebelumnya, di Suriah dan Georgia.

(Tribunnews.com/Tio)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini