Selain itu di Yaman, telah mengalami serangan secara konstan dari Arab Saudi sejak 2015 dan mengakibatkan kerusakan infrastruktur seperti faisilitas kesehatan.
Berkaca dari sejarah, Amir menyatakan konflik Rusia dan Ukraina akan semakin memperparah penularan Covid-19.
Diketahui, per 17 Februari, Rusia memiliki kasus positif hingga lebih dari 180 ribu orang di mana itu merupakan sehari sebelum menginvasi Ukraina.
Banyaknya kasus positif yang terjadi membuat adanya peluang di mana pasukan Rusia membawa virus ketika melakukan invasi ke Ukraina.
Sementara berdasarkan data yang tersedia di Ukraina, lebih dari 4,8 juta kasus Covid-19 dilaporkan dan menyebabkan kematian sebanyak 105.500 jiwa serta terjadinya peningkatan kasus baru secara signifikan sepanjang Januari-Februari 2022.
Ukraina mengalami peningkatan kasus tertinggi pada awal Februari yang mencapai lebih dari 43 ribu kasus positif.
Baca juga: Kepala Sekretaris Kabinet Jepang Larang Warganya Ikut Bertempur ke Ukraina
Walaupun sejak invasi dilakukan terjadi penurunan kasus, hal ini diyakini oleh Amir disebabkan oleh tidak dilakukannya pengecekan oleh daerah dan kedua negara.
Tingginya kasus positif di Ukraina disebabkan oleh rendahnya vaksinasi di Ukraina.
Invasi ini, menurut Amir, semakin mengagalkan usaha Pemerintah Ukraina untuk menggenjot vaksinasi.
“Di Ukraina hanya tercatat 34 persen dari penduduknya telah memperoleh vaksin Covid-19 secara penuh dan membuat usaha pemerintah untuk mempercepat vaksinasi menjadi semakin sulit karena invasi Rusia,” ujar Amir.
Selain itu, kasus penyebaran Covid-19 tersebut semakin diperparah dengan adanya misinformasi soal vaksin di negara-negara Eropa Timur.
Amir mengatakan bahwa studi menunjukkan, Rusia memiliki peran dalam misinformasi soal Covid-19.
Selain itu, Amir juga menambahkan fakta lain terakit invasi Rusia di Ukraina di mana negara pimpinan Vladimir Putin ini telah membangun rumah sakit untuk pasukannya yang sakit dan terluka di sekitar Ukraina.
World Health Organization (WHO), kata Amir, juga mengungkpakan pada Minggu (27/2/2202) kesulitan untuk mengirim tabung oksigen ke rumah sakit di Ukraina.