News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Konflik Rusia Vs Ukraina

Rusia dan Ukraina Sepakat Evakuasi Warga Mariupol dan Volnovakha saat Gencatan Senjata

Penulis: Yunita Rahmayanti
Editor: Garudea Prabawati
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky berbicara saat menggelar jumpa pers di Kota Kyiv (Kiev), Ukraina, Kamis (3/3/2022) waktu setempat. Volodymyr Zelensky meminta pihak Barat untuk meningkatkan bantuan militer ke Ukraina. Ia mengatakan, jika tidak, Rusia akan maju ke seluruh Eropa. Jika Anda tidak memiliki kekuatan untuk menutup langit, maka beri saya pesawat! ujar Zelensky dalam jumpa pers. Jika kami tidak ada lagi maka, amit-amit, Latvia, Lithuania, Estonia akan menjadi berikutnya, katanya. Percayalah pada saya, tambahnya. AFP/SERGEI SUPINSKY

TRIBUNNEWS.COM - Genjata senjata hari ini membuka jalan bagi jutaan orang yang telah menderita berhari-hari di kota Mariupol dan Volnovakha untuk mengungsi.

Dewan kota Mariupol, mendesak pengemudi untuk mengisi kendaraan sebanyak mungkin dengan pengungsi selama gencatan senjata, seperti dilaporkan oleh The Washington Post.

Rusia mengumumkan gencatan senjata sementara pada hari Sabtu (5/3/2022) untuk mengevakuasi warga dari kota Ukraina Mariupol dan Volnovakha, menurut keterangan kementerian pertahanan Rusia.

Sementara itu, Rusia dan Ukraina sedang bersiap untuk menghadapi inflasi yang melonjak, kesulitan ekonomi, dan tekanan yang lebih tajam pada barang-barang impor akibat konflik ini.

Baca juga: Sepekan Lebih Konflik Rusia dan Ukraina Terjadi, Apa Dampaknya Bagi Ekonomi Nasional Indonesia?

Presiden Zelensky Meminta AS Tingkatkan Bantuan Militer

Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky berbicara saat menggelar jumpa pers di Kota Kyiv (Kiev), Ukraina, Kamis (3/3/2022) waktu setempat. Volodymyr Zelensky meminta pihak Barat untuk meningkatkan bantuan militer ke Ukraina. Ia mengatakan, jika tidak, Rusia akan maju ke seluruh Eropa. "Jika Anda tidak memiliki kekuatan untuk menutup langit, maka beri saya pesawat!" ujar Zelensky dalam jumpa pers. "Jika kami tidak ada lagi maka, amit-amit, Latvia, Lithuania, Estonia akan menjadi berikutnya," katanya. "Percayalah pada saya," tambahnya. AFP/SERGEI SUPINSKY (AFP/SERGEI SUPINSKY)

Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky, mengecam Barat karena menolak menerapkan zona larangan terbang di atas Ukriana, yang akan mencegah pemboman Rusia di negaranya dan wilayah sipil.

Zelensky meminta pihak Barat meningkatkan bantuan militer di Ukraina.

Rusia dan Ukraina sepakat pada Sabtu (5/3/2022), untuk membuka koridor kemanusiaan untuk mengevakuasi warga sipil dari kota-kota Mariupol dan Volnovakha di Ukraina timur yang terkepung.

Gencatan senjata itu digunakan oleh Ukraina untuk memasok kedua kota itu dengan makanan, obat-obatan, dan kebutuhan pokok lainnya, dikutip dari Wall Street Journal.

Hal ini adalah hasil nyata pertama dari pembicaraan antara perwakilan Rusia dan Ukraina di Belarus.

Pembicaraan itu dilanjutkan pada Sabtu (5/3/2022) ini sebagai putaran ketiga negosiasi sejak Moskow menginvasi Ukraina pada 24 Februari.

Mariupol adalah kota industri besar dan pelabuhan di laut Azov, rumah bagi sekitar 400.000 orang.

Volnovakha adalah kota yang jauh lebih kecil di utara.

Keduanya adalah wilayah Donetsk Ukraina, yang tidak lagi diakui Rusia sebagai bagian dari Ukraina setelah mengakui kemerdekaan yang disebut republik rakyat Donetsk, sebuah negara bagian yang dibuat Moskow di sepertiga wilayah itu pada tahun 2014.

Baca juga: Hari ke-10 Invasi, Pasukan Rusia Berhenti Menembak agar Warga Ukraina Bisa Mengungsi

Tidak Ada Perubahan Tingkat Radiasi Pasca Penembakan PLTN Zaporizhzhia

Pengambilan gambar dari rekaman yang diperoleh dari streaming langsung Otoritas Nuklir Zaporizhzhia pada 4 Maret 2022 menunjukkan beberapa ledakan di pembangkit nuklir Ukraina di Zaporizhzhia dari penembakan Rusia. (ZAPORIZHZHIA NUCLEAR AUTHORITY / AFP)

Seorang pejabat Ukraina mengatakan gencatan senjata tujuh jam akan memungkinkan kota-kota yang terkepung untuk memulihkan infrastruktur dasar, seperti listrik dan air ledeng, dan mendapatkan pasokan medis yang telah terputus oleh blokade Rusia.

Kurangnya kebutuhan selama pemboman tanpa henti memicu bencana kemanusiaan.

Lebih dari 1,2 juta orang telah melarikan diri dari pertempuran di Ukraina dan setidaknya 331 warga sipil telah tewas, menurut badan-badan PBB.

Namun, kemungkinan jumlah korban jauh lebih tinggi.

Sebelumnya, terjadi kebakaran di PTLN terbesar di Eropa pada Jumat (4/3/2022).

Sementara pengawas nuklir melaporkan tidak ada perubahan pada tingkat radiasi di sekitarnya.

Para pemimpin global mendesak Rusia untuk menghentikan semua serangan di sekitar pembangkit listrik.

Duta Besar Rusia untuk PBB membantah negaranya menembaki pembangkit nuklir terbesar di Eropa dan mengatakan pasukan negaranya sebenarnya menawarkan “perlindungan” untuk fasilitas tersebut.

Namun, klaim itu dibantah oleh duta besar Barat.

“Kami sangat beruntung,” kata menteri pertahanan Ukraina, Oleksii Reznikov, Sabtu (5/3/2022).

"Tapi besok mungkin tidak seberuntung itu," lanjutnya.

Baca juga: Parlemen Rusia Sahkan UU yang akan Beri Denda bagi Penyeru Anti Perang dan Penyebar Hoaks

Tingkat Kekerasan Meningkat, AS dan Barat Masih Bungkam

Presiden AS Joe Biden berbicara tentang operasi kontraterorisme di Suriah dari Ruang Roosevelt Gedung Putih di Washington, DC, pada 3 Februari 2022 (SAUL LOEB / AFP)

Empat kota Ukraina, yaitu Kharkiv, Chernihiv, Mariupol dan Sumy sangat mungkin telah dikepung oleh pasukan Rusia, menurut pengamatan kementerian pertahanan Inggris, Sabtu (5/3/2022).

Amerika Serikat dan sekutu Barat menjadi bungkam tentang bagaimana mereka mengirimkan bantuan militer ke Ukraina, karena wilayah udara Ukraina telah menjadi bagian dari zona perang yang tidak ingin dimasuki oleh negara Barat.

Sebuah video yang diterbitkan Jumat menunjukkan tim jurnalis Sky News diserang oleh "pasukan pengintai Rusia yang menyabotase".

Insiden itu menyoroti meningkatnya kekerasan dalam invasi yang telah menewaskan ratusan warga sipil.

Mengikuti undang-undang baru Rusia yang akan memenjarakan mereka yang menyebarkan berita “palsu” tentang militer Rusia.

Sejak Jumat (4/3/2022), outlet media independen menutup operasi mereka dan organisasi berita Barat membatasi aktivitas pengumpulan berita mereka.

(Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)

Berita lain terkait Rusia VS Ukraina

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini