News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Konflik Rusia Vs Ukraina

Menakar Kerugian Rusia Selama Invasi, Ada Tank dan Kapal yang Dilaporkan Hancur tapi Tidak Diakui

Penulis: Inza Maliana
Editor: Miftah
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Simbol Z seringkali terlihat di tank dan mesin pembunuh Putin yang memasuki Ukraina.

TRIBUNNEWS.COM - Rusia ragu-ragu untuk mengakui kerugiannya selama invasi ke Ukraina.

Dalam data terbaru yang diklaim Ukraina, muncul hasil yang berbeda dari yang dilaporkan Rusia.

Namun, pihak Rusia tidak mengakui dan menolak laporan 'kerugian yang tak terhitung' itu sebagai kesalahan informasi.

Adapun, Kementerian Pertahanan Rusia sebelumnya mengakui beberapa korban untuk pertama kalinya pada pekan lalu.

Dikutip dari Ekspress, Juru Bicara Kementerian Pertahanan Rusia, Mayor Jenderal Igor Konashenkov mengatakan, ada 498 tentara Rusia yang tewas dan 1.597 lainnya terluka selama invasi.

Tetapi data dari Ukraina menggambarkan hasil yang sangat berbeda.

Menurut data yang dikumpulkan Kementerian Pertahanan Ukraina, jumlah personel militer Rusia yang tewas lebih dari 11.000.

Kementerian Pertahanan Ukraina mengumumkan data itu pada Rabu, 2 Maret 2022 lalu dengan menambahkan bahwa semua angka itu masih indikasi.

Selain itu, ada juga 200 personel militer Rusia yang menjadi tawanan perang Ukraina.

Sementara, dari sisi kerugian mesin, Ukraina mengatakan, Rusia telah kehilangan 999 kendaraan lapis baja.

Rusia juga kehilangan 454 kendaraan roda, 290 tank, 117 artileri, 60 tangki bahan bakar, 50 sistem roket, 48 helikopter, 46 pesawat sayap tetap, 23 perangkat antipesawat, serta tujuh drone dan dua kapal.

Baca juga: UPDATE Rusia-Ukraina: Pentagon Tolak Permintaan Polandia soal Jet Tempur, Putin Larang Ekspor-Impor

Baca juga: Invasi Rusia ke Ukraina Hari ke-14, Ini Peristiwa yang Terjadi

Visualisasi kerugian militer Rusia di Ukraina.

Angka ini adalah angka yang jauh lebih tinggi dari laporan Moskow.

Organisasi independen Rusia yang membantu orang tua menemukan putra mereka mengatakan kepada AFP, personel wajib militer mengambil bagian dalam konflik.

Hal itu dibuktikan dengan mereka menandatangani dokumen sebelum melintasi perbatasan.

Halaman
123
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini