Jaksa Agung Ukraina telah membuka penyelidikan pengkhianatan terhadap Galina Danilchenko, wali kota baru Melitopol, wilayah yang diduduki Rusia di tenggara Ukraina.
Baca juga: Berita Foto : Serangan Rusia Luluh Lantakan Apartemen di Kyiv
Baca juga: AS Tuduh Rusia Minta Bantuan Militer ke China, Barat Beri Sanksi ke China jika Terbukti
Diketahui, wali kota terpilih kota itu, Ivan Fedorov, ditangkap orang-orang bersenjata pada Jumat (11/3/2022).
Langkah itu menyusul permohonan di hari Minggu (13/3/2022) oleh anggota parlemen kota untuk penyelidikan kriminal Danilchenko atas apa yang mereka sebut "kejahatan pengkhianatan tingkat tinggi, karena mencoba mendirikan pemerintahan pendudukan di Mariupol."
Dewan kota menuduh Danilchenko - yang merupakan mantan anggota dewan kota, menurut situs web administrasi regional Zaporizhzhia - membubarkan pemerintah kota dan mengalihkan kekuasaannya ke Komite Deputi Rakyat.
Danilchenko menyatakan dirinya sebagai pemimpin lokal.
Dalam pidato yang disiarkan televisi hari Minggu, ia mengatakan bahwa "saluran TV Rusia" akan mulai mengudara di kota, yang telah diduduki oleh Rusia sejak hari-hari pertama invasi.
Kenaikannya disambut protes marah pada hari Sabtu (12/3/2022), ketika beberapa ratus orang berdemonstrasi di luar balai kota, meneriakkan "Kebebasan untuk Wali Kota" dan "Fedorov."
Jaksa regional Luhansk yang didukung Rusia, mengklaim alasan penangkapan Fedorov adalah bahwa ia telah melakukan pelanggaran terorisme.
Kemungkinan Mariupol Menghadapi Skenario Terburuk
Lebih dari 2.000 orang tewas di kota Mariupol sejak Rusia melancarkan invasinya di Ukraina, kata dewan kota.
Komite Palang Merah Internasional (ICRC) memperingatkan penduduk kota pelabuhan yang terkepung itu bisa saja menghadapi "skenario terburuk", kecuali pihak-pihak yang bertikai mencapai kesepakatan untuk memastikan keamanan langsung dan akses mereka ke bantuan kemanusiaan.
Baca juga: Video Tentara Rusia Menangis, Minta Maaf ke Wanita & Anak-anak Ukraina, Minta Putin Hentikan Invansi
Baca juga: Inggris Katakan Rusia Bisa Saja Rencanakan Serangan Kimia ke Ukraina
"Hingga saat ini, 2.187 warga Mariupol tewas akibat serangan Rusia," ujar dewan lokal Mariupol di akun Telegram resminya, dilansir AlJazeera.
Sejak invasi pertama pada 24 Februari 2022, tambahnya, pasukan Rusia telah menjatuhkan sekitar 100 bom di Mariupol, termasuk 22 bom dalam 24 jam sebelumnya.
Pihak berwenang Ukraina mengatakan kota itu telah menjadi sasaran pemboman tanpa henti sejak pasukan Rusia mengepungnya pada 2 Maret.