News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Konflik Rusia Vs Ukraina

Wali Kota Melitopol yang Diculik Telah Bebas, Ucap Terima Kasih ke Zelensky karena Tak Ditinggalkan

Penulis: Yohanes Liestyo Poerwoto
Editor: Sri Juliati
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ivan Fedorov, Wali Kota Maritopol Ukraina yang diculik Rusia.

TRIBUNNEWS.COM - Wali Kota Melitopol, Ivan Fedorov telah bebas setelah diculik oleh tentara Rusia sejak Jumat minggu lalu.

Ivan pun mengucapkan terimakasih kepada Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky karena tidak meninggalkan dirinya.

Ia juga menyatakan siap untuk bekerja kembali setelah melakukan pemulihan selama satu hingga dua hari kedepan.

Dikutip dari Daily Mail, kronologi penculikan terhadap Ivan oleh tentara Rusia berawal dari rekaman kamera CCTV.

Pada rekaman itu, terlihat kepala Ivan dibekap dengan menggunakan plastik lalu diseret keluar gedung.

Baca juga: Zelensky Ogah Akui Aneksasi Crimea dan Kemerdekaan Donbass, Pembicaraan Ukraina-Rusia Buntu

Baca juga: Zelensky Ingin Negosiasi Langsung dengan Putin di Yerusalem, Berharap Israel Bawa Pengaruh Positif

Lalu, ia dibawa ke seberang gedung menuju Melitopol Victory Square oleh 10 orang bersenjata pada Jumat minggu lalu.

Setelah itu, Zelensky langsung menghubungi pihak Jerman dan Prancis agar membantunya untuk  menemukan serta membebaskan Ivan.

Tindakan penculikan itu dikecam oleh Kepala Kebijakan Luar Negeri Uni Eropa, Josep Borell melalui sebuah cuitan di akun Twitter pribadinya.

Berdasarkan pernyataan dari parlemen dan pemerintah Ukraina, Ivan diculik oleh tentara Rusia karena dirinya menolak untuk bersikap kooperatif.

Kemudian pada Rabu (16/3/2022) kemarin, sebuah video diunggah di aplikasi Telegram dan memperlihatkan Zelensky berbicara dengan Ivan melalui sambungan telepon.

Zelensky mengatakan, dirinya sangat senang karena mengetahui Ivan masih hidup.

Ivan pun membalas perkataan Zelensky dan mengucapkan dirinya dalam kondisi yang lebih baik.

Lantas, Zelensky pun merespons perkataan Ivan dan mengatakan, tidak akan pernah meninggalkan siapapun.

“Kita tidak akan meninggalkan siapapun,” ujar Zelensky.

Mengenai informasi penculikan terhadap Ivan tersebut, juru bicara Presiden Ukraina, Dasha Zarivna mengatakan di televisi nasional Ukraina pada Rabu kemarin.

Ia menjelaskan bahwa Ivan diculik dan ditahan untuk ditukarkan dengan sembilan tentara Rusia yang berhasil ditangkap.

Kesembilan tentara Rusia tersebut, kata Dasha, berusia antara 20-21 tahun.

“Mereka adalah remaja, tentara hasil wajib militer, yang mana berdasarkan keterangan dari Kementerian Pertahanan (Kemenhan) Rusia tidak dikirimkan ke Rusia,” jelas Dasha.

“Namun seluruh dunia melihat bahwa mereka (tentara wajib militer) ada di sini,” imbuhnya.

Baca juga: Korea Utara Kuliahi Pekerja di Rusia soal Perang Ukraina, Klaim Moskow akan Menang

Penjelasan lanjutan juga dikatakan oleh parlemen Ukraina di mana Ivan ditangkap ketika kota yang dipimpinnya sedang menghadapi krisis dalam hal penyuplaian.

Wali Kota di Kota Lain juga Diculik

Tidak hanya Ivan, Wali Kota Dniprorudne, Yevhen Matveyev juga diculik pada Minggu (13/3/2022) lalu yang juga dikecam oleh Uni Eropa.

Menteri Luar Negeri (Menlu) Ukraina, Dmytro Kuleba membuat cuitan di hari Minggu dan menyatakan Yevhen diculik oleh pasukan Rusia.

“Pasukan kriminal Rusia telah menculik walikota yang terpilih secara demokratis, Yevhen Matveyev,” tulisnya.

Baca juga: Joe Biden Sebut Vladimir Putin Penjahat Perang, Rusia Bereaksi

Josep Borrel pun mengutuk kedua penculikan itu melalui cuitan di akun Twitter pribadinya.

“Ini adalah serangan lain terhadap institusi demokratis di Ukraina dan sebuah percobaan untuk membentuk struktur pemerintahan alternatif yang tidak diakui di negara berdaulat,” tulis Josep.

Kecaman juga dilontarkan oleh Presiden Dewan Eropa, Charles Michel.

“Dalam ketentuan tertinggi, Rusia telah melakukan penyerangan tanpa pandang bulu ke warga sipil di Ukraina dan juga penculikan terhadap wali kota Melitopol dan Dniprorudne serta lainnya.”

“Penculikan tersebut dan tekanan lain terhadap pihak otoritas lokal merupakan kekerasan dahsyat lain dan melanggar hukum internasional,” tambahnya.

Setelah Ivan Diculik

Sementara pasca Ivan diculik pada Jumat lalau, kerumunan warga menolak untuk menjauhi lokasi di mana Ivan terakhir kali terlihat setelah dibawa oleh tentara Rusia.

Warga lain yang memprotes pun terlihat membentangkan plakat dan menuntut Ivan untuk dibebaskan.

Baca juga: Rusia Ledakkan Gedung Teater di Ukraina Tempat 1.200 Warga Sipil Berlindung

Salah satu pemrotes pun mengatakan penculikan yang dilakukan terhadap Ivan merupakan tindakan kriminal dan berlawanan dengan demokrasi.

Dirinya juga menambahkan aksi dari penculikan oleh tentara Rusia ini menjadi bagian dari terorisme.

“Penculikan terhadap walikota Melitopol adalah sebuah tindakan kriminal, tidak hanya terhadap individu, kelompok, dan Ukraina. Ini adalah tindakan kriminal melawan demokrasi itu sendiri.”

“Aksi agresor Rusia ini akan dianggap mirip dengan aksi dari ISIS,” pungkasnya.

(Tribunnews.com/Yohanes Liestyo Poerwoto)

Artikel lain terkait Konflik Rusia Vs Ukraina

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini