Akibatnya, desak Monastyrsky, layanan darurat di Ukraina membutuhkan kendaraan khusus dan peralatan perlindungan.
“Hari selanjutnya akan semakin memperburuk bencana kemanusiaan yang terjadi di wilayah kritis.”
“Saya harus mengatakan bahwa korban dari warga sipil melampaui korban militer,” tegasnya.
Ia juga mengungkapkan bahwa kementerian yang dipimpinnya sedang sibuk untuk melawan penyabotase Rusia yang membanjiri kota-kota dalam rangka mengincar jembatan, pipa gas, dan fasilitas lainnya.
Monastyrsky juga mengatakan setidaknya lusinan penyabotase tersebut telah beroperasi di Ukraina.
“Saya menyadari sabotase adalah cara kunci dalam perang.”
“Kita merespons secepatnya dengan mencari lokasi melalui dengan mendeteksi keberadaan penyabotase tersebut lewat telepon seluler dan berlagak melawan kelompok tersebut.
Selain itu, ceritanya, pasukan Rusia telah mencoba untuk membuat takut polisi Ukraina dengan mendatangi rumahnya dan terkadang menanam bom di depannya.
“Mereka mencoba untuk menekan orang di wilayah yang sudah dikuasainya,” cerita Monastyrsky.
Pada akhir wawancara, Monastyrsky juga menceritakan bahwa terjad aksi protes dari warga lokal Rusia di beberapa kota seperti Berdyansk, Melitopol, dan Kherson.
Baca juga: Ukraina Tetap Tangguh dan Hancurkan Tank-tank Rusia Karena Orang Terkaya Dunia, Apa Peran Elon Musk?
Dirinya mengatakan apa yang dilakukan oleh pasukan Rusia seharusnya disadari sebagai suatu yang salah dikarenakan adanya protes dari warga lokal Rusia.
“Mereka telah menghadapi warga yang berbicara dengan bahasa Rusia tetapi membela Ukraina,” ujarnya.
“Mereka menyadari sekarang bahwa mereka membuat kesalahan besar,” imbuh Monastyrsky.
(Tribunnews.com/Yohanes Liestyo Poerwoto)
Artikel lain terkait Konflik Rusia Vs Ukraina