TRIBUNNEWS.COM - Rusia mengklaim pihaknya berharap perdamaian dengan Ukraina bisa segera tercapai.
Kendati demikian, Rusia menegaskan tak ingin ada tawar-menawar untuk mempertahankan kepentingannya, yaitu demiliterisasi dan de-nazifikasi Ukraina.
“Kami tak akan tawar-menawar, kami melindungi kepentingan kami. Tujuan kami untuk demiliterisasi dan de-nazifikasi Ukraina."
"Dan menurut Presiden kami (Vladimir Putin) itu akan terwujud,” kata Dubes Rusia untuk Indonesia, Lyudmila Vorobieva, dalam konferensi pers di Jakarta, Rabu (23/3/2022), dikutip dari Kompas.com.
Soal invasi Rusia, Vorobieva mengklaim Moskow tak pernah menginginkan perang.
Baca juga: Profil Alexey Navalny, Kritikus Putin Paling Vokal yang Dinyatakan Bersalah atas Penipuan
Baca juga: Daftar 6 Negara yang Masih Ingin Bersahabat dengan Rusia saat Putin Serang Ukraina, Siapa Saja?
Bahkan, ia menegaskan Rusia tak ingin menghancurkan Ukraina.
“Itu bukan keinginan kami (perang), kami tidak menduduki Ukraina, kami tidak ingin menghancurkan Ukraina, kami tidak ingin menyakiti orang Ukraina. Kami tidak ingin melakukan itu," terangnya.
Lebih lanjut, Vorobieva mengatakan operasi militer akan berhenti jika Rusia dan Ukraina bisa berdamai lewat cara diplomatik.
Namun, jika cara itu tak bisa dilakukan, maka Moskow akan tetap melanjutkan invasinya.
Karena itu, Vorobieva tak bisa memberi tahu pasti kapan perang akan berakhir.
“Jika kami dapat melakukannya lewat cara diplomatik itu akan baik dan operasi (militer) akan langsung berhenti."
"Tapi, jika kami tidak dapat melakukannya secara diplomatik kami akan melanjutkan,” tegasnya.
Zelensky Ingin Bertemu Putin
Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengatakan tidak mungkin untuk merundingkan perdamaian tanpa bertemu dengan Presiden Rusia Vladimir Putin.