Dalam sebuah unggahan di media sosial pada 15 Maret, Igor Girkin, mantan komandan pasukan separatis yang didukung Rusia di Donetsk, mengatakan tentara Chechnya tidak berpartisipasi dalam pertempuran di Mariupol.
Baca juga: Waspada Penipuan Online Berkedok Donasi untuk Ukraina, Berikut Ini Cara Mengidentifikasinya
Baca juga: Konflik di Ukraina Pengaruhi Harga Makanan hingga Bahan Bakar di India
Dalam wawancara pada 16 Maret, Alexander Khodakovsky, komandan batalyon Vostok, bagian dari pasukan separatis Donetsk, mengatakan tentara Chechnya datang ke Mariupol dengan perlengkapan yang tidak lengkap.
"Mereka muncul dengan pakaian lengkap, cantik, berjanggut, berdandan. Saya melihat sekeliling kendaraan lapis baja ringan. Mereka tidak memiliki sarana pendukung," kata Khodakovsky.
Ruslan Leviev, pendiri Tim Intelijen Konflik, sebuah kolektif penelitian yang menggunakan data sumber terbuka untuk memetakan aktivitas militer Rusia, mengatakan dia tidak melihat bukti pasukan Chechnya berpartisipasi dalam pertempuran.
"Mereka berdiri di belakang garis depan dan melakukan 'video cantik', meneriakkan 'Akhmat Kekuatan!' dan 'Allahu Akbar!'" katanya.
Pasukan Chechnya lainnya berada di Ukraina yang telah bergabung dengan pihak Ukraina.
Mereka adalah bagian dari batalyon sukarelawan Dzhokhar Dudayev dan Sheikh Mansur, yang juga terlibat dalam pertempuran di Ukraina timur pada 2014-2015.
Mereka terdiri dari orang-orang Chechnya yang secara terbuka menentang Kadyrov, tetapi menurut Chambers, sejauh ini belum secara langsung menghadapi Kadyrovtsy di garis depan.
Batalyon Dzhokhar Dudayev kemungkinan dikerahkan untuk berperang di timur, sementara pejuang Sheikh Mansur adalah bagian dari pasukan yang melindungi Kyiv, katanya.
Baca juga artikel lain terkait Konflik Rusia Vs Ukraina
(Tribunnews.com/Ca)