News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Konflik Rusia Vs Ukraina

Anak-anak Jadi Korban Perang, Ibu Negara Ukraina Kirim Pesan kepada Seluruh Ibu-ibu Tentara Rusia

Editor: Hasanudin Aco
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Olena Zelenska, istri Presiden Ukraina Vlodymyr Zelensky.

TRIBUNNEWS.COM, UKRAINA - Ibu Negara Ukraina Olena Zelenska menyampaikan pesan menyentuh kepada ibu-ibu dari tentara Rusia yang ikut berperang di negaranya.

Dalam pesannya, Zelenska bertanya kepada para ibu-ibur apa rasanya mengetahui bahwa putra mereka membantai anak-anak Ukraina.

Sejumlah anak-anak di Ukraina dilaporkan tewas karena penyerangan Rusia ke negara itu yang dimulai sejak 24 Februari lalu.

Padahal, Rusia menegaskan mereka tak akan menyerang warga sipil juga fasilitas umum Ukraina.

Baca juga: Sosok Olena Zelenska, Ibu Negara Ukraina yang Berjanji Tak Akan Kabur dari Serangan Rusia

Ibu Negara Ukraina pun mengungkapkan kesedihannya atas banyaknya anak-anak Ukraina yang tewas karena serangan Rusia.

“Kini saya akan mengatakan kepada dunia tentang Alice dari Okhtyrka. Ia tak hidup hingga usia delapan tahun,” bunyi pesan Zelenska dikutip dari Daily Mail, Sabtu (26/3/2022).

“Ia terbunuh saat penembakan di kota bersama kakeknya, yang saat itu memeluknya dan melindungi Alice dengan tubuhnya,” lanjutnya.

Ia juga mengungkapkan tentang Kiril, balita 18 bulan dari Kota Mariupol, yang tewas di rumah sakit meski orang tuanya berhasil membawanya ke sana di tengah penembakan.

Zelenka kembali mengungkapkan sejumlah nama anak-anak Ukraina lainnya yang harus meregang nyawa karena serangan tersebut.

Pada pesannya itu, ia kemudian bertanya dengan para ibu-ibu dari tentara Rusia.

“Bagaimana rasanya mengetahui putra-putra Anda membunuhi anak-anak kami? Mereka meledakkan bom kepada anak-anak itu, merobek mereka dengan mortar?” tuturnya.

“Tak ada ibu yang menginginkan anaknya menjadi pembunuh anak-anak. Bahkan dengan sebuah hadiah besar dijanjikan (Presiden Rusia, Vladimir) Putin,” lanjutnya.

Namun, ia menegaskan hingga kini ibu-ibu Rusia memilih untuk diam saja melihat kekejaman tersebut.

“Apakah mereka diintimidasi atau tak peduli? Saya tak ingin membayangkannya karena saya tak tahu mana yang lebih buruk,” katanya di pesan itu.

Zelenska pun menutup pesannya dengan menceritakan mengenai perempuan Ukraina, Svitlana, yang merupakan seorang guru.

Ia mengungkapkan setelah penembakan yang mengenai rumahnya, Svitlana membawa dan melindungi empat orang anak menuju tempat evakuasi.

Zelenska menceritakan bagaimana dari keempat orang anak itu hanya satu yang merupakan anak kandungnya.

“Anak kedua adalah putra saudarinya. Saudarinya lari keluar rumah untuk mencari air, tetapi ia tak kembali. Sedangkan anak ketiga adalah anak tetangganya yang tewas, dan anak keempat adalah anak yatim piatu yang diambil Svitlanda dari jalanan saat menuju tempat evakuasi,” tuturnya.

Zelenska pun mengatakan berkat Svitlana, keempat anak itu bisa selamat.

“Itu adalah ibu yang sebenarnya, dan saya sangat hormat kepadanya,” tutur Zelenska.

Rumah Sakit Anak di Rusia Khawatir

Sementara itu, rumah sakit anak-anak di Rusia mengkhawatirkan akan dampak dari sanksi barat atas aksi militer negara mereka di Ukraina.

Dengan berkurangnya sumbangan dana dan pasokan obat-obatan serta peralatan medis yang menipis karena dampak sanksi Barat, mereka mengkhawatirkan kemungkinan penutupan operasional.

Salah satu yang mengkhawatirkan hal ini, yakni rumah sakit anak The House With Lighthouse di Rusia.

Rumah sakit anak itu telah merawat sekitar 1.000 anak-anak dan dewasa muda.

Sekarang karena negara-negara barat telah memberlakukan sanksi yang semakin keras selama sebulan terakhir, yayasan itu mengkhawatirkan dampak terburuknya terhadap obat-obatan dan peralatan.

“Tanpa komponen cadangan, beberapa peralatan berteknologi tinggi rumah sakit bisa berubah menjadi tumpukan besi tua," kata Direktur Eksekutif The House With Lighthouse, Yelena Prokopyeva kepada AFP.

Meskipun obat-obatan tidak secara langsung dikenai sanksi, pasokan masih dipengaruhi oleh kesulitan logistik, sistem keuangan yang terhambat, dan kenaikan harga impor.

Lebih buruk lagi, The House With Lighthouse 80 persen didanai oleh donor swasta, dan yayasan tersebut telah mengalami penurunan sumbangan yang dramatis sejak Rusia mengirim pasukan ke Ukraina.

Di mana, banyak perusahaan dan individu memangkas pengeluaran mereka karena mengantisipasi gejolak ekonomi.

"Beberapa donor menarik diri karena mereka tidak yakin dapat membayar staf sendiri," kata Prokopyeva.

Dampak Facebook dan Instagram diblokir

Prokopyeva menyampaikan, akibat platform media sosial utama termasuk Facebook dan Instagram diblokir oleh Moskwa karena diduga mendiskriminasi media Rusia, pihaknya jadi lebih kesulitan untuk bisa mengumpulkan sumbangan.

"(Akibatnya) kami akan kehilangan setengah dari dana kami pada bulan April," katanya.

Pasien rumah sakit juga mengeluhkan dampak sanksi Barat akibat militer Rusia menyerang Ukraina.

Di salah satu ruang rawat inap, Tatiana Bekker, mengatakan bahwa dirinya sama khawatirnya dengan pengelola Rumah Sakit.

Dia saat itu sedang memberikan makan sesendok bubur kepada Arseny, cucunya yang berusia 10 tahun yang menderita cerebral palsy.

"Semuanya berubah ketika pada 24 Februari, pasukan Rusia memasuki Ukraina," kata Bekker kepada AFP.

Dia sudah tahu bahwa membeli penyangga tulang belakang baru untuk Arseny tidak mungkin karena harus diimpor dan nilai rubel jatuh terhadap mata uang asing.

"Tetapi yang terburuk adalah jika ekspektoran (obat yang digunakan untuk membersihkan lendir dari saluran udara) menghilang, atau obat dari Perancis untuk jantungnya," katanya.

"Saya khawatir banyak hal akan berubah sekarang untuk kami," katanya menjadi kesal.

Sementara itu, Kementerian Kesehatan Rusia pada Rabu (23/3/2022), berusaha meyakinkan publik, dengan mengatakan tidak ada masalah dengan stok obat-obatan atau produksinya.

"Anda tidak perlu menimbun," kata Menteri kesehatan Mikhail Murashko.

Dana negara untuk anak-anak dengan penyakit parah dan mengancam jiwa, Circle of Kindness, juga berusaha untuk mengecilkan masalah pada konferensi pers pekan lalu.

"Tidak ada pemasok yang ditarik," ungkap mereka dan bersumpah untuk menemukan rute alternatif untuk pasokan.

Sumber: Daily Mail/AFP/Kompas.TV/Kompas.com 

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini