TRIBUNNEWS.COM, NEW DELHI – India menyiapkan mekanisme perdagangan baru, yang memungkinkan pembayaran langsung rupee-rubel dalam perdagangan antara Rusia dan India.
Sistem transaksi itu diharapkan bisa digunakan pecan ini. Informasi ini disampaikan Presiden Federasi Organisasi Ekspor India (FIEO), A Sakthivel kepada stasiun televisi CNBC dan dikutip Russia Today, Senin (28/3/2022).
Pengaturan akan memungkinkan India dan Rusia melakukan operasi keuangan tanpa menggunakan dolar AS. Rusia secara efektif diblokir dari system mata uang AS menyusul sanksi barat atas konflik Ukraina.
Baca juga: Putin Ingin Gas Alam Rusia Dibayar Pakai Rubel, Harga Gas Terkerek, Kanselir Jerman Menolak
Baca juga: Presiden Putin: Rusia Tetap Pasok BBM ke Negara Tak Bersahabat, Tapi Cuma Terima Mata Uang Rubel
Baca juga: Parlemen Rusia Desak Putin Untuk Segera Jadikan Rubel Digital Sebagai Mata Uang Cadangan
Menurut pejabat itu, pemerintah India sedang mengerjakan proposal untuk mengizinkan hingga lima bank India yang dinasionalisasi untuk terlibat dalam mekanisme perdagangan rupee-rubel.
Diskusi antara gubernur bank sentral, menteri keuangan, dan bank-bank mengenai masalah tersebut. sudah digelar.
Pengaturan tersebut akan memungkinkan eksportir India terus melakukan bisnis dengan Rusia meskipun ada sanksi yang melarang.
Antara lain, mekanisme pembayaran internasional di negara tersebut, seperti SWIFT. Itu juga akan membiarkan India terus membeli ekspor energi Rusia dan barang-barang lainnya.
Menurut Sakthivel, ekonomi India dapat mengambil untung dari sanksi yang dihadapi Rusia, karena mereka memberi kesempatan kepada eksportir India untuk memperluas pasar Rusia.
“Ekspor ke Rusia tidak banyak, hanya produk pertanian dan farmasi. Sekarang seluruh barat melarang Rusia, akan ada banyak peluang bagi perusahaan India untuk masuk ke Rusia, ”katanya.
Kementerian keuangan India dan Reserve Bank of India belum mengomentari pengaturan perdagangan baru.
Tidak seperti AS dan Uni Eropa, India tidak mengkritik Rusia atas operasi militernya di Ukraina, dan tidak mengecam Moskow selama putaran pemungutan suara PBB baru-baru ini.
Ketika ditanya apakah kelanjutan perdagangan India dengan Rusia akan menarik kemarahan barat, Sakthivel mengatakan negaranya telah mengambil “sikap netral” pada situasi di Ukraina.
“Pemerintah akan mempertimbangkan semua faktor. Pemerintah memainkannya dengan sangat hati-hati,” tegasnya.
India mengekspor barang senilai $3,3 miliar ke Rusia pada tahun 2021, sebagian besar produk farmasi, teh, dan kopi.
Dalam hal impor, India membeli produk Rusia senilai $6,9 miliar, termasuk senjata dan barang pertahanan, sumber daya mineral, pupuk, logam, berlian, dan batu mulia lainnya.
India juga mengimpor minyak Rusia, dengan laporan media baru-baru ini menyatakan perusahaan kilang minyak negara itu, Indian Oil Corp, telah meningkatkan pembelian minyak mentah Rusia selama sebulan terakhir.
India juga dilaporkan mempertimbangkan untuk membeli bahan baku dari Rusia dan Belarusia untuk produksi pupuk di tengah meroketnya harga komoditas.(Tribunnews.com/RussiaToday/xna)