Diberitakan The Guardian, Rusia telah berjanji untuk secara drastis mengurangi aktivitas militernya di Ukraina utara untuk membantu memajukan pembicaraan damai.
Namun, para ahli dan diplomat Barat menyatakan keraguan bahwa langkah itu lebih dari sekadar taktik untuk menutupi kemunduran di lapangan.
Wakil menteri pertahanan Rusia, Alexander Fomin, mengatakan setelah pembicaraan di Istanbul, Moskow ingin meningkatkan rasa saling percaya.
Selain itu, menciptakan kondisi yang tepat untuk negosiasi di masa depan dan mencapai tujuan akhir penandatanganan kesepakatan damai dengan Ukraina.
Menurutnya, Kremlin akan secara radikal mengurangi aktivitas militer ke arah Kyiv dan Chernihiv.
Baca juga: FBI: Peretas Rusia Intai Sistem Energi AS, Timbulkan Ancaman bagi Keamanan Nasional
Baca juga: Pasukan Khusus Rusia Tangkap Nasionalis Ukraina yang Siksa Tentara Rusia
Sementara, Moskow menunjukkan langkahnya sebagai isyarat niat baik, ketika kemajuan Rusia tampaknya terhenti di beberapa front.
Pasukan Kremlin digagalkan oleh perlawanan keras Ukraina, kerugian besar, dan kegagalan logistik dan taktis.
Setelah gagal merebut ibu kota Ukraina dan memaksa menyerah lebih awal, Moskow mengatakan pihaknya mengalihkan fokusnya untuk memperluas wilayah yang dikuasai oleh separatis pro-Rusia di wilayah Donbas timur.
Menteri Luar Negeri AS, Antony Blinken, mengatakan dia belum melihat apa pun yang menunjukkan bahwa pembicaraan sedang berlangsung dengan "cara yang konstruktif".
Ia menyarankan indikasi mundurnya Rusia dapat menjadi upaya Moskow untuk "menipu orang dan mengalihkan perhatian".
Lalu, seorang juru bicara Boris Johnson, mengatakan Inggris telah melihat tanda-tanda "beberapa pengurangan" dalam pemboman Rusia di sekitar Kyiv.
"Kami akan menilai Putin dan rezimnya dengan tindakannya, bukan dengan kata-katanya."
"Saya tidak ingin melihat apa pun selain penarikan penuh pasukan Rusia dari wilayah Ukraina," kata dia.
Baca juga: Rusia Lancarkan Serangan Udara ke Gedung Pemerintah di Mykolaiv Ukraina, 12 Tewas dan 33 Terluka
Baca juga: Jepang Tolak Bayar Ekspor Rusia Termasuk Energi dalam Mata Uang Rubel
Diketahui, anggota NATO Turki berbagi perbatasan laut dengan Ukraina dan Rusia di Laut Hitam.