"Korut memalsukan peluncuran Hwasong-17 karena dorongan kuat untuk menunjukkan pencapaian di bawah pengawasan Kim kepada publik, dengan Kim sebagai pusatnya," katanya.
"Video dramatis KCTV yang mengumumkan Hwasong-17 adalah perubahan besar dari upaya propaganda Korea Utara sebelumnya," kata Rachel Minyoung Lee, seorang rekan non-residen dengan program 38 North di Stimson Center yang berbasis di Washington.
"Ini adalah revolusi dalam sejarah propaganda Korea Utara," katanya kepada AFP.
"Meski propaganda negara telah berubah dan berkembang sejak Kim Jong Un berkuasa, sebagian besar untuk bersaing dengan masuknya film dan drama asing, propaganda kali ini membawa hal-hal ke tingkat yang baru," katanya.
"Korea Utara harus meningkatkan permainannya dan membuat konten propaganda lebih nyata, menarik, dan persuasif, bahkan jika peristiwa yang konon didokumentasikan adalah palsu."
(Tribunnews.com, Tiara Shelavie)