TRIBUNNEWS.COM, LONDON - Sejumlah miliarder Rusia dilaporkan menangis akibat dampak sanksi internasional invasi Rusia ke Ukraina.
Melansir Business Insider, seorang asisten pribadi dari banyak oligarki atau miliarder Rusia mengatakan kepada The Mirror bahwa sulit untuk memiliki "simpati" kepada mereka.
Pengusaha terkaya Rusia, dan keluarga mereka, telah menjadi sasaran sanksi Barat.
Seorang asisten pribadi untuk beberapa oligarki Rusia yang terkena sanksi mengatakan mereka telah menyaksikan orang-orang kaya Rusia itu menangis karena aset mereka dibekukan.
The Mirror pertama kali melaporkan berita tersebut.
Baca juga: Kapal Pesiar Senilai 75 Juta Dolar AS milik Miliarder Rusia Ditahan Otoritas Gibraltar
Perang tak beralasan Vladimir Putin di Ukraina telah menyebabkan negara-negara Barat mengambil tindakan terhadap Rusia, termasuk menargetkan sekutunya, yang merupakan beberapa pengusaha terkaya Rusia.
"Saya harus tahan mendengar mereka menangis karena mereka tidak bisa naik jet pribadi atau memesan liburan atau bahkan mendapatkan Uber lagi," kata asisten pribadi, yang tidak ingin disebutkan namanya karena takut kepada The Mirror.
Disebutkan, asisten tersebut bekerja untuk oligarki yang tinggal di Surrey's St George's Estate, di Inggris. Ini adalah wilayah yang terjaga keamanannya di mana sepertiga penduduknya adalah orang Rusia, menurut The Mirror.
Kawasan itu juga dianggap sebagai salah satu alamat perumahan pribadi paling eksklusif di luar London, menurut situs pencari properti Garrington South.
Laporan Mirror menambahkan bahwa beberapa oligarki harus meminta staf untuk membayar taksi mereka karena akun eksekutif Uber yang terkait dengan kartu mereka telah ditutup.
"Sulit untuk memiliki simpati. Tidak masalah bagi mereka jika orang mati di Ukraina," jelas sang asisten kepada The Mirror.
Dia menambahkan bahwa istri seorang oligarki menangis tersedu-sedu setelah perlengkapan listrik yang dipesan untuk rumahnya yang bernilai US$ 13 juta (£10 juta) diblokir.
Sanksi juga menargetkan keluarga oligarki Gennady Timchenko yang istri dan putrinya terkena dampak pembatasan.
Berbicara tentang keluarga oligarki secara umum, asisten itu berkata: "Mereka hanya peduli tentang diri mereka sendiri dan bagaimana sanksi mulai memengaruhi gaya hidup sampanye mereka," ujarnya.