TRIBUNNEWS.COM - Pentagon berencana memesan dan mengirim 10 model terbaru drone Switchblade ke Ukraina yang dipersenjatai dengan hulu ledak penghancur tank, menurut dua sumber yang mengetahui hal ini.
Sebelumnya, AS telah mengumumkan pengiriman drone serupa namun dengan versi yang lebih rendah dari ini.
Dilaporkan Bloomberg pada Selasa (5/4/2022), Switchblade 600 termasuk dalam bantuan militer senilai $300 juta untuk Ukraina yang diumumkan Pentagon pada Jumat lalu.
Drone yang akan dikirim merupakan pesanan baru, alih-alih mengambil dari stok yang telah ada, jelas sumber.
Baca juga: BERITA FOTO: Presiden Ukraina Blusukan Pakai Rompi Antipeluru dan Dikawal Ketat Pasukan Bersenjata
Baca juga: Detik-detik Sukhoi-35 Rusia Rontok Tersengat Rudal Ukraina, Jet Tempur Ini Nyaris Dibeli Indonesia
Pada 16 Maret lalu, Gedung Putih mengatakan akan memasok 100 drone sebagai bagian dari paket bantuan senjata dan perlengkapan militer senilai $800 juta.
Namun versi yang dimaksud saat itu adalah Switchblade 300 seberat 2,5 kg yang dirancang untuk menyerang personel serta kendaraan ringan.
Versi ini dapat terbang sekitar 10 km dan berkeliaran di atas target selama 15 menit, menurut informasi dari pabrikan AeroVironment Inc.
Sementara itu, model terbaru yang diproduksi pabrik di Simi Valley California, memiliki berat sekitar 50 pon.
Switchblade 600 dapat terbang lebih dari 39 km dalam 40 menit.
Drone ini menyerang dengan kecepatan (185 km/jam), membawa hulu ledak anti-armor Javelin yang dirancang untuk menetralisir kendaraan lapis baja.
Operator drone menggunakan sistem kontrol tembakan layar sentuh berbasis tablet, dengan opsi untuk mengemudikan rudal yang berkeliaran secara manual.
Switchblade 600 dikembangkan untuk program pengembangan Army Single Multi-Mission Attack Missile.
Dilengkapi hulu ledak anti-tank dan jangkauan yang lebih jauh, Switchblade lebih murah daripada rudal anti-tank seperti Javelin.
Versi awal dari drone pengebom selam telah berada di gudang pasukan komando AS sejak dikirim secara diam-diam ke Afghanistan pada 2010 untuk digunakan melawan Taliban.