News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

AS Tangkap Bos Yakuza Jepang atas Tuduhan Perdagangan Narkoba dan Rudal

Penulis: Yurika Nendri Novianingsih
Editor: Arif Tio Buqi Abdulah
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Shinobu Tsukasa (kaca mata hitam bertopi), bos generai ke-6 Yamaguchi-gumi, kelompok yakuza terbesar di Jepang. - AS menangkap bos yakuza Jepang atas tuduhan perdagangan narkoba dan rudal, serta pencucian uang.

TRIBUNNEWS.COM - Amerika Serikat telah menangkap seorang pemimpin yakuza Jepang dan tiga pria Thailand.

AS menuduh mereka memperdagangkan heroin dan metamfetamin.

Mereka juga dituduh memperdagangkan rudal darat-ke-udara buatan AS untuk kelompok bersenjata di Myanmar dan Sri Lanka.

Mengutip Al Jazeera, Takeshi Ebisawa, Sompak Rukrasaranee, Somphob Singhasiri dan Suksan Jullanan ditangkap di New York pada Senin (4/4/2022) dan Selasa (5/4/2022) atas tuduhan perdagangan narkoba dan senjata serta pencucian uang, kata Departemen Kehakiman.

"Narkoba itu ditujukan untuk jalan-jalan New York, dan pengiriman senjata dimaksudkan untuk faksi-faksi di negara-negara yang tidak stabil," kata Damian Williams, pengacara AS untuk distrik selatan New York.

“Anggota sindikat kejahatan internasional ini tidak bisa lagi membahayakan nyawa.”

Baca juga: Jepang Bekukan Aset 25 Orang Rusia sebagai Sanksi Invasi, Hubungan Bilateral Rusia-Jepang Renggang

Baca juga: Perkuat Sektor Pertahanan, Inggris, AS dan Australia Kerja Sama Kembangkan Rudal Hipersonik

Orang-orang itu telah diselidiki oleh agen Administrasi Penegakan Narkoba AS di Thailand setidaknya sejak 2019.

Mereka diindikasi mengatur penjualan sejumlah besar heroin dan metamfetamin kepada agen rahasia dari United Wa State Army (UWSA), sebuah kelompok etnis bersenjata di daerah perbatasan negara itu.

Ebisawa berencana untuk membeli senjata otomatis, roket, senapan mesin dan rudal permukaan-ke-udara untuk UWSA, serta dua kelompok bersenjata lainnya di Myanmar, Persatuan Nasional Karen dan Tentara Negara Bagian Shan.

Militer Myanmar merebut kekuasaan dalam kudeta pada Februari 2021.

Mereka memerangi tidak hanya pejuang bersenjata di daerah perbatasan di mana konflik telah bergemuruh selama bertahun-tahun, tetapi juga dari apa yang disebut Pasukan Pertahanan Rakyat, yang didirikan oleh warga sipil yang telah menerima pelatihan dasar dan dukungan dari kelompok etnis bersenjata.

Bos kejahatan terorganisir juga berusaha membeli senjata untuk Macan Pembebasan Tamil Eelam (LTTE) Sri Lanka, yang dikenal sebagai Macan Tamil, kata AS.

Kelompok itu pernah menguasai bagian utara dan timur Sri Lanka tetapi dikalahkan pada 2009 dan para pemimpinnya tewas.

Ilustrasi mafia Jepang, Yakuza. pandemi corona membuat bisnis mereka kacau. (Mociarane.com)

Departemen Kehakiman menyertakan foto Ebisawa, berkacamata dan mengenakan mantel kulit cokelat, dengan peluncur roket bertengger di bahunya, selama pertemuan.

Pada 3 Februari tahun lalu, Ebisawa yang berusia 57 tahun dan seorang rekannya melakukan perjalanan ke Kopenhagen di mana agen DEA yang menyamar dan dua petugas polisi Denmark yang menyamar menunjukkan kepada mereka serangkaian senjata militer AS yang seolah-olah untuk dijual, termasuk senapan mesin dan roket anti-tank.

Lembar dakwaan termasuk foto Ebisawa yang memegang peluncur roket selama pertemuan.

Baca juga: Imbas Perang Rusia Vs Ukraina, IMF Pangkas Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Jepang

Baca juga: Jepang Tolak Bayar Ekspor Rusia Termasuk Energi dalam Mata Uang Rubel

Mereka juga menunjukkan foto Ebisawa dan video rudal Stinger yang digunakan untuk menargetkan pesawat.

"Kami menuduh Tuan Ebisawa dan rekan konspiratornya menengahi kesepakatan dengan agen DEA yang menyamar untuk membeli persenjataan berat dan menjual obat-obatan terlarang dalam jumlah besar," kata Departemen Kehakiman.

Selama penyelidikan, Ebisawa mengatakan kepada agen DEA yang menyamar bahwa Jullanan, yang memiliki kewarganegaraan ganda AS-Thailand, adalah seorang jenderal angkatan udara Thailand dan bahwa Rukrasaranee adalah seorang pensiunan perwira militer Thailand, menurut dakwaan.

Departemen Kehakiman tidak menjelaskan bagaimana keempat pria itu bisa berada di AS.

Tuduhan perdagangan dan senjata membawa hukuman maksimum penjara seumur hidup.

(Tribunnews.com/Yurika)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini