TRIBUNNEWS.COM, MOSKOW – Seorang blogger dan jurnalis asal Serbia, Nebojsa Malic, membeberkan bagaimana media-media besar barat di AS dan Eropa, berusaha menutupi sepak terjang Batalyon Azov Neo Nazi di Ukraina.
Malic secara teratur menulis kolom untuk situas Antiwar.com dari 2000 hingga 2015, dan sekarang menjadi penulis senior di portal media Russia Today. Ulasan terbarunya dipublikasikan Russia Today awal bulan ini.
Berbagai pernyataan terkini Malic bisa diikuti di channel Telegram @TheNebulator dan di Twitter @NebojsaMalic.
Berikut ini artikel Malic yang menguak bagaimana media barat memandang Ukraina, secara khusus terkait kehadiran kelompok ultranasionalis Neo Nazi Azov.
Ia menganalisis pemberitaan sejumlah media besar barat sepanjang pekan terakhir Maret 2022. Media besar di Inggris dan AS memuat cerita-cerita tentang 'Batalyon Azov' Ukraina.
Baca juga: Rusia Temukan Jejak Kekejaman Batalyon Neo-Nazi Azov di Bandara Mariupol
Baca juga: Komandan Resimen Azov Pesimis Soal Efektivitas Negosiasi Dengan Rusia: Tak Dapat Dipercaya
Isinya berusaha menutupi hampir satu dekade pelaporan sebelumnya yang secara jelas mengidentifikasi kemunculan resimen garis keras yang menunjukkan pengaruh kuat cara kerja unit Nazi Jerman itu.
Menurut Malic, ulasan media-media besar barat itu menggunakan narasumber yang sama, memutar-mutar kisah secara bertele-tele, menunjukkan upaya bersama mengemas Azov sebagai kelompok heroik pembela Ukraina melawan ‘fasisme’ Rusia.
Propaganda terakhir Azov sebelum Rusia menggelar operasi militer ke Ukraina adalah foto yang banyak dipublikasikan saat itu.
Seorang nenek Ukraina dilatih menggunakan senapan otomatis AK-47. Adegan itu dipakai untuk kampanye perlawanan jika pecah serangan Rusia.
Laporan Video 10 Menit BBC
Ulasan pertama Malic difokuskan pada reportase video 10 menit saluran BBC Inggris tayang 27 Maret. Pembawa acara Ros Atkins berusaha menghilangkan prasangka "ketidakbenaran" Rusia tentang Nazi di Ukraina.
Ia menarasikan pertanyaan bagaimana Ukraina bisa "disandera" Nazi ketika presidennya, Volodymyr Zelensky, adalah Yahudi. Atkins juga menunjuk 73 persen suara dukungan dari pemilih untuk Zelensky.
Karena itu ia mengutip pernyataan, tidak ada kelompok sayap kanan yang memiliki kekuatan politik formal di Ukraina. Kata “formal" ini menurut Malic memiliki banyak makna untuk menghapuskan posisi Azov dari politik formal.
Atkins juga menata nada ceritanya di artikel-artikel berikutnya yang ia tulis. Dua hari kemudian, pada 29 Maret, Financial Times memuat cerita yang menggambarkan Azov sebagai "kunci upaya perlawanan nasional."