Causey menambahkan, dengan menggunakan metode membuat daftar belanjaan untuk dua minggu sekaligus, ia dapat menghemat uang dan bensin.
“Tapi setiap kali saya pergi ke toko, saya menemukan harga sudah naik lagi jadi sepertinya saya tidak bisa menang. Oh, dan kesenangan apa pun yang ingin kita lakukan mungkin harus ditunda agar kita bisa membayar bensin dan belanjaan,” tambah Causey.
Baca juga: Indonesia Menjadi Raksasa Pangan Dunia, Dekan FP Unhas: Ini Syaratnya
Makan di luar
Laporan Harga pangan USDA melaporkan biaya makan di rumah makan atau restoran akan mengalami peningkatan sekitar 5,5 persen hingga 6,5 persen.
Penduduk Victorville, California bernama Mark Preston mengungkapkan keprihatinannya kepada pemilik restoran kecil yang berjuang untuk memenuhi kebutuhan.
“Pemilik ini kehilangan ribuan dolar selama penutupan COVID-19. Dan ketika segalanya mulai terbuka lagi dan mereka menghasilkan uang, tingginya biaya makanan dan transportasi menyebabkan mereka menaikkan harga,” ujar pria yang kini berusia 62 tahun.
Menurut Nation's Restaurant News, rantai restoran di setiap segmen, dari layanan cepat saji hingga casual dining, diperkirakan akan menaikan harga makanan yang mereka sajikan, karena berbagai alasan dari mulai peningkatan biaya tenaga kerja, peningkatan harga bahan makanan hingga inflasi ekonomi.
Setidaknya ada 12 restoran yang secara langsung membahas kenaikan harga di menu mereka, termasuk CFO Wendy’s, Gunter Plosch yang mengatakan perusahaannya akan menaikan harga sekitar 5 persen di tahun ini.
Restoran steak, Texas Roadhouse berencana untuk meningkatkan harga menu makanannya sekitar 3 persen, pada pertengahan bulan ini, karena kenaikan harga komoditas bahan makanan dan biaya lainnya.
Perusahaan induk Burger King, Popeyes, Tim Hortons dan Firehouse Subs, Restaurant Brands International, memperkirakan harga makanan di restoran mereka akan meningkat pada 2022.
Baca juga: Maroko, Mesir dan Tunisia Terancam Krisis Pangan Imbas Perang di Ukraina
Mengapa begitu tinggi?
Alasan melonjaknya harga pangan bervariasi, dari mulai gangguan rantai pasokan global, kenaikan harga bensin, kondisi cuaca buruk, kenaikan harga energi dan perang antara Rusia dan Ukraina.
Menurut New York Times, bahkan sebelum pandemi, harga pangan global cenderung naik karena perang perdagangan AS dan China.
Laporan harga pangan USDA menunjukan, kenaikan harga unggas dan telur eceran disebabkan oleh flu burung.