TRIBUNNEWS.COM - Insiden penembakan brutal terjadi di stasiun kereta bawah tanah di New York pada Selasa (12/4/2022) pagi waktu setempat, mengakibatkan sedikitnya 20 orang terluka.
Dilansir CNA, polisi langsung melakukan perburuan terhadap pria bersenjata yang merupakan pelaku penembakan tersebut, Selasa.
Sebelum melepaskan sejumlah tembakan, pelaku sempat meledakkan bom asap.
Polisi mengatakan, pria yang terlihat mengenakan masker gas saat beraksi, diyakini melakukan penembakan seorang diri dan segera melarikan diri dari TKP.
Baca juga: Detik-detik Perampokan Rumah di Muba, Korban Bergulat dengan 3 Pelaku hingga Tertembak di Perut
Baca juga: Aksi Penembakan Terjadi di Stasiun Bawah Tanah New York, 16 Orang Dilaporkan Terluka
Serangan itu terjadi ketika kereta bawah tanah menuju Manhattan di jalur N sedang memasuki stasiun bawah tanah di Sunset Park di Brooklyn.
Sepuluh orang terkena tembakan langsung, lima di antaranya dirawat di rumah sakit dalam kondisi kritis tetapi stabil, kata pihak berwenang.
Menurut polisi, sebanyak 13 orang lainnya sakit karena menghirup asap serta terluka saat para penumpang yang panik melarikan diri dari lokasi penembakan.
Pemadam kebakaran mengatakan dua dari mereka yang terluka dirawat di tempat kejadian.
Semua korban diperkirakan selamat dari luka-luka mereka, kata polisi.
Komisaris Departemen Kepolisian New York (NYPD) Keechant Sewell mengatakan, sebuah van U-Haul yang diyakini terkait dengan penembakan ditemukan di sekitar Brooklyn, tetapi pelaku masih buron beberapa jam setelah penembakan.
Pada jumpa pers, polisi menyebut "orang yang berkepentingan" dalam penyelidikan itu bernama Frank James (62).
Ia diyakini penyelidik telah menyewa sebuah van U-Haul di Philadelphia.
Polisi menemukan van itu ditinggalkan sekitar lima blok dari stasiun Kings Highway, pada Selasa sore.
Kunci kendaraan itu, kata polisi, ditemukan di antara barang-barang yang berserakan di dalam kereta.
James sendiri terungkap beralamat di Philadelphia dan Wisconsin.
Menurut keterangan saksi mata, penyerang kereta bawah tanah merupakan pria bertubuh besar, mengenakan rompi oranye, kaus abu-abu, helm hijau dan masker bedah.
Dilaporkan NY Times, James memposting lusinan video ia mengarang acara berita dengan kata-kata kasar di YouTube.
Dia menyalahkan perempuan kulit hitam atas kekerasan di antara orang kulit hitam dan menunjuk invasi Rusia ke Ukraina sebagai bukti bahwa orang kulit putih melakukan genosida.
Komisaris mengungkap bahwa serangan dimulai di gerbong kereta ketika akan memasuki stasiun.
Pria bersenjata itu mengeluarkan dua tabung dari tasnya dan membukanya, tidak lama kemudian asap memenuhi seluruh gerbong kereta.
Selanjutnya, pria itu menembakkan 33 peluru dari pistol semi-otomatis Glock 9 mm yang ditemukan bersama tiga magasin amunisi tambahan, kapak, beberapa kembang api kelas konsumen dan satu wadah bensin.
Polisi belum mengetahui motif dari penembakan ini, dan belum mengaitkannya dengan terorisme.
Tetapi penyelidik menemukan sejumlah postingan di media sosial terkait dengan seseorang bernama Frank James.
Di luar stasiun, tepatnya di daerah Chinatown dan sekitarnya ditutup polisi.
Baca juga: Polisi Tetapkan 6 Tersangka dalam Kasus Pengeroyokan Ade Armando, 4 di Antaranya Masih Buron
Baca juga: Aksi Sadis Tiga Perampok Tembak Perut Korban di Musi Banyuasin, Berikut Kronologi Kejadiannya
Sekolah-sekolah di lingkungan itu ditempatkan di bawah penguncian keamanan.
John Butsikares, seorang anak berusia 15 tahun yang melewati stasiun 36th Street setelah kejadian itu, mengatakan kondektur kereta memerintahkan semua orang di peron stasiun untuk naik ke atas.
"Saya tidak tahu apa yang terjadi. Saat itu menakutkan. Kemudian di 25th Street (stasiun berikutnya) kami semua disuruh turun. Ada orang yang berteriak minta tolong," kata Butsikares yang hendak berangkat sekolah.
Wali kota New York City, Eric Adams mengatakan bahwa pencarian pelaku terhambat karena satu kamera CCTV di stasiun kereta bawah tanah 36th Street yang tidak beroperasi.
(Tribunnews/Ika Nur Cahyani)