News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Konflik Rusia Vs Ukraina

Tak Menyesal Serang Ukraina, Putin Sebut Pertumpahan Darah akan Berlanjut sampai Tujuan Tercapai

Penulis: Inza Maliana
Editor: Tiara Shelavie
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Presiden Rusia Vladimir Putin mengadakan pertemuan dengan para pemenang hadiah budaya negara melalui tautan video di kediaman negara Novo-Ogaryovo di luar Moskow pada 25 Maret 2022. Presiden Putin pada 25 Maret mengecam Barat karena mendiskriminasi budaya Rusia, dengan mengatakan hal itu seperti upacara pembakaran buku oleh pendukung Nazi pada tahun 1930-an.

"Korban mengalami gagal napas. Kemungkinan besar senjata kimia!" ujarnya dalam sebuah cuitan pada hari Senin.

"Ini adalah garis merah yang harus menghancurkan ekonomi despotisme. Kami menuntut embargo penuh semua bahan bakar dari #RU & senjata berat 2UA sekarang!

PBB Selidiki Dugaan Kejahatan Perang

Seorang prajurit Ukraina berjalan di samping mayat-mayat yang berbaris untuk diidentifikasi oleh personel forensik dan petugas polisi di pemakaman di Bucha, utara Kyiv, pada 6 April 2022, setelah ratusan warga sipil ditemukan tewas di daerah asalnya. Pasukan Rusia telah ditarik di sekitar ibu kota Ukraina, termasuk kota Bucha. - Terletak 30 kilometer (19 mil) barat laut dari pusat kota Kyiv, kota Bucha diduduki oleh pasukan Rusia pada 27 Februari pada hari-hari awal perang dan tetap di bawah kendali mereka selama sebulan. Setelah pengeboman berhenti, pasukan Ukraina berhasil merebut kembali kota tersebut. Sejumlah besar mayat pria dengan pakaian sipil telah ditemukan di jalan-jalan. (Photo by RONALDO SCHEMIDT / AFP) (AFP/RONALDO SCHEMIDT)

Sementara, PBB telah menuntut penyelidikan independen atas dugaan pemerkosaan dan kekerasan seksual yang dilakukan pasukan Rusia.

Pejabat senior PBB Sima Bahous mengatakan, penyelidikan harus dilakukan untuk memastikan keadilan saat pasukan Rusia terus mengepung Ukraina.

"Kombinasi perpindahan massal dengan kehadiran besar wajib militer dan tentara bayaran, dan kebrutalan yang ditampilkan terhadap warga sipil Ukraina, telah menaikkan semua bendera merah," katanya kepada dewan Keamanan PBB pada hari Senin.

Menanggapi dugaan itu, Wakil Duta Besar Rusia untuk PBB, Dmitry Polyanskiy membantahnya.

Ia menuduh Ukraina dan negara barat memiliki niat yang jelas untuk menampilkan tentara Rusia sebagai sadis dan pemerkosa.

"Tidak ada bukti meyakinkan yang diajukan untuk salah satu dari kejahatan ini," katanya, menambahkan "dapat dimengerti bahwa Anda telah menginjak-injak asas praduga tak bersalah sejak lama," ujar Dmitry.

(Tribunnews.com/Maliana)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini