"Korban mengalami gagal napas. Kemungkinan besar senjata kimia!" ujarnya dalam sebuah cuitan pada hari Senin.
"Ini adalah garis merah yang harus menghancurkan ekonomi despotisme. Kami menuntut embargo penuh semua bahan bakar dari #RU & senjata berat 2UA sekarang!
PBB Selidiki Dugaan Kejahatan Perang
Sementara, PBB telah menuntut penyelidikan independen atas dugaan pemerkosaan dan kekerasan seksual yang dilakukan pasukan Rusia.
Pejabat senior PBB Sima Bahous mengatakan, penyelidikan harus dilakukan untuk memastikan keadilan saat pasukan Rusia terus mengepung Ukraina.
"Kombinasi perpindahan massal dengan kehadiran besar wajib militer dan tentara bayaran, dan kebrutalan yang ditampilkan terhadap warga sipil Ukraina, telah menaikkan semua bendera merah," katanya kepada dewan Keamanan PBB pada hari Senin.
Menanggapi dugaan itu, Wakil Duta Besar Rusia untuk PBB, Dmitry Polyanskiy membantahnya.
Ia menuduh Ukraina dan negara barat memiliki niat yang jelas untuk menampilkan tentara Rusia sebagai sadis dan pemerkosa.
"Tidak ada bukti meyakinkan yang diajukan untuk salah satu dari kejahatan ini," katanya, menambahkan "dapat dimengerti bahwa Anda telah menginjak-injak asas praduga tak bersalah sejak lama," ujar Dmitry.
(Tribunnews.com/Maliana)