News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Konflik Rusia Vs Ukraina

Artis Rusia Terancam 10 Tahun Penjara Usai Ganti Label Harga di Toko dengan Pesan Anti-Perang

Penulis: Ika Nur Cahyani
Editor: Nuryanti
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Alexandra Skochilenko, artis Rusia ini harus tetap dalam tahanan pra-sidang sampai 31 Mei karena melakukan protes anti-perang di sebuah supermarket.

TRIBUNNEWS.COM - Pengadilan Rusia menahan seorang artis wanita karena diduga mengganti label harga di supermarket dengan pesan berisi protes perang di Ukraina.

Alexandra Skochilenko, kini menghadapi ancaman hukuman hingga 10 tahun penjara karena protes diam-diamnya itu.

Dilansir The Guardian, ia didakwa berdasarkan undang-undang baru yang melarang "berita palsu" tentang Angkatan Bersenjata Rusia.

Pengadilan Distrik Vasileostrovsky di Saint Petersburg memutuskan Skochilenko harus tetap dalam tahanan pra-sidang di penjara hingga 31 Mei, menurut laporan pengadilan di Telegram.

Alexandra Skochilenko, artis Rusia ini harus tetap dalam tahanan pra-sidang sampai 31 Mei karena melakukan protes anti-perang di sebuah supermarket. (Instagram via Guardian)

Baca juga: Presiden Lithuania Minta Mitranya Tingkatkan Dukungan untuk Ukraina, Larang Minyak & Gas Rusia

Baca juga: Biden Umumkan Tambahan Bantuan Militer ke Ukraina Senilai Rp11,4 Triliun

Penyelidik menuduhnya mengganti label harga dengan pesan berisi "informasi palsu" tentang militer Rusia di supermarket Perekryostok pada 31 Maret.

Otoritas menggambarkan motif artis itu sebagai kebencian politik kepada Kremlin.

Hal ini menyebabkan Skochilenko terancam hukuman berat berupa denda senilai 3 juta rubel dan penjara 5 hingga 10 tahun penjara, jika terbukti bersalah.

Di akun Instagramnya, Skochilenko menggambarkan dirinya sebagai seniman dan musisi indie.

Dia didenda 10.000 rubel pada Maret lalu karena mengikuti protes anti-invasi pada 24 Februari, saat pasukan Rusia memasuki Ukraina.

"Saya tidak mendukung perang di Ukraina. Saya turun ke jalan hari ini untuk mengatakannya dengan sangat keras," tulisnya di Instagram.

Undang-undang yang baru disahkan di Moskow, mewajibkan untuk secara terbuka menggambarkan tindakan Moskow di Ukraina hanya sebagai "operasi militer khusus".

Jika dilanggar, pihak terkait akan menghadapi hukuman 15 tahun penjara.

Hal ini menyebabkan beberapa media global berhenti menjalankan laporannya di Rusia.

Pengadilan Saint Petersburg memutuskan bahwa Skochilenko berisiko melarikan diri karena dia tidak tinggal di alamat resminya yang terdaftar dan sebelumnya telah didenda karena protes.

Artis tersebut dilaporkan telah membuat serangkaian kartu pos bertuliskan sejumlah slogan.

Petugas polisi memblokir akses ke Lapangan Merah selama protes terhadap invasi Rusia ke Ukraina di Moskow tengah pada 2 Maret 2022. (Kirill KUDRYAVTSEV / AFP)

Satu di antaranya berbunyi "kekerasan tidak pernah jadi jalan keluar" dan gambar simbol perdamaian serta bendera Ukraina.

Pada Selasa lalu, Andrei Makedonov, seorang dokter berusia 59 tahun, ditahan karena melakukan aksi protes serupa di supermarket di Saint Petersburg.

Masih di hari yang sama, seorang warga Saint Petersburg, Tatiana Popova, didenda 30.000 rubel karena menggantung mainan dengan slogan "tidak untuk perang" di supermarket.

Pilu Ibu di Ukraina Mendapati Anaknya Dibuang ke Sumur

Kepedihan dirasakan seorang ibu di Ukraina kala mendapati jasad putranya di dalam sebuah sumur dangkal.

Momen memilukan itu terekam dalam sebuah video, lapor CNN.

Ibu itu menemukan tubuh tak bernyawa anaknya setelah pasukan Rusia mundur dari wilayah tersebut.

Adegan yang disaksikan oleh wartawan AFP itu, terjadi pada Minggu di Kota Buzova, sebuah desa yang dibebaskan dari pasukan Rusia dekat Ibu kota Kyiv.

"Putra kecilku," ratap wanita itu saat berlutut, mengintip ke dalam sumur dan mengenali sang buah hati dari sepatunya.

Isak tangisnya semakin kuat saat dia menggenggam puing-puing dan tanah di sekitar lubang.

Video tersebut menunjukkan polisi menarik tubuh putranya dari sumur dan membungkusnya dengan kantong mayat berwarna putih.

Setelah melihat tubuhnya, wanita itu mencoba memaksa melewati penjagaan darurat, namun empat pria menahannya.

"Aku tidak akan pergi," teriaknya.

Satu mayat laki-laki lainnya juga ditemukan di sumur, yang terletak di luar sebuah pompa bensin yang dihancurkan di sepanjang rute retret Rusia di daerah itu, menurut AFP.

Baca juga: Sosok Viktor Medvedchuk, Sekutu Utama Putin yang Ditangkap Ukraina

Baca juga: Tak Menyesal Serang Ukraina, Putin Sebut Pertumpahan Darah akan Berlanjut sampai Tujuan Tercapai

Taras Didych, kepala komunitas Dmytrivka, mengatakan dalam video bahwa keduanya adalah penduduk desa dan anggota Pertahanan Teritorial.

Penyebab kematian kedua korban ini belum dipastikan, tetapi Didyich mengatakan kepada televisi Ukraina bahwa ada kuburan lain dengan puluhan warga sipil ditemukan Sabtu lalu di desa itu.

Kuburan ditemukan setelah daerah itu diduduki oleh pasukan Rusia selama beberapa minggu, lapor Reuters.

Jumlah korban tewas belum bisa dipastikan, katanya.

(Tribunnews/Ika Nur Cahyani)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini